Semua ada waktunya . ada waktu untuk menangis , ada waktu untuk tertawa , ada waktu untuk menanam , ada waktu untuk memanen , ada waktu untuk mencari dan ada waktu untuk memberi , yang pasti Tuhan membuat semuanya indah pada waktunya . Dan , anehnya kita sering berada tidak pada waktunya , hingga hidup kehilangan keindahannya.
Seperti halnya pada kisah – kisah suri tauladan Sang Rasulullah Muhammad Salallahu alaihi wasallam , baik dalam kitab Suci maupun kitab tarikh sebagai Sang Uswatun Khasanah betapa indahnya Budi pekerti Beliau .
Salah satu akhlak Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam adalah membuat siapapun merasa nyaman berbicara dan bergaul dengan beliau.
Orang Arab Badui yang jauh-jauh datang menemui beliau gemetaran saat berhadapan dengan Nabi . Untuk menenangkannya Nabi mengatakan , seperti direkam dalam Kitab Sunan Ibn Majah [ hadis nomor 3303 ] : “aku bukan raja . Aku putra seorang perempuan yang juga senang makan daging dendeng [ yang dikeringkan di bawah sinar matahari ]” .
Lihatlah bukan saja Nabi mengatakan bahwa beliau tidak perlu dihormati sebagaimana raja , tapi beliau juga mencari titik kesamaan antara tradisi Badui dengan apa yang dilakukannya . Dengan cara demikian , Badui itu merasa nyaman .
Pesona Sang Nabi memang luar biasa . Salah satu akhlak yang beliau contohkan adalah membuat semua orang merasa akrab . Ini menyebabkan kita kesulitan menentukan siapa sebenarnya sahabat beliau yang paling dekat . Terhadap Sayyidina Abu Bakar ra beliau bersabda : “seandainya aku diper kenankan mengambil kekasih , tentu aku pilih Abu Bakar” [ hadis nomor 447 ] .
Di lain kesempatan Kitab Sahih Bukhari [ hadis nomor 3430 ] menceritakan tatkala Rasul memutuskan pergi dalam perang Tabuk dan meminta Ali bin Abi Thalib ra tinggal di Madinah menjaga anak-anak dan perempuan yang tidak berperang , Sayyidina Ali tetap ingin pergi berperang , lantas Rasul menenangkannya : “Tidak inginkah kamu hai Ali memperoleh posisi di sisiku seperti posisi Harun di sisi Musa ? ” Rasul merujuk pada peristiwa Nabi Musa pergi menerima perintah Allah dan memercayakan urusan umat kepada Nabi Harun.
Tentang Sayyidina Umar bin Khattab ra , amat banyak riwayat yang menyebutkan keutamaanya . Kitab Sahih Bukhari [ hadis nomor 80 ] menceritakan mimpi Rasul : “Ketika tidur , aku bermimpi meminum [ segelas ] susu hingga aku dapat melihat aliran air dari kukuku , kemudian aku berikan [ sisanya kepada ] ‘Umar” . Orang-orang bertanya ; “Apa maknanya [ susu tersebut ] ? Rasulullah menjawab : “Ilmu”.
Pernah terjadi rebutan hak asuh anak Sayyidina Hamzah yang gugur di perang Uhud . Ali mengambilnya dengan alasan , “dia anak perempuan pamanku” . Ja’far mengatakan , “Istriku itu bibinya anak perempuan ini” . Zaid tidak mau kalah dan mengatakan , “Dia anak perempuan saudaraku” . Kitab Sahih Bukhari [ hadis nomor 3920 ] menceritakan bagaimana Rasul kemudian menengahi dengan membuat semua pihak merasa nyaman:
“Bibi adalah pegganti ibu” maka Rasul memberikannya kepada Bibi anak itu . Lantas Rasul berkata kepada Ali , “Engkau bagian dariku , dan aku bagian darimu.” Rasul berkata kepada Ja’far : “Akhlakku menyerupai akhlakmu”. Dan kepada Zaid , Rasul berkata : “Engkau saudara dan maula kami” . Semua menjadi senang dengan keputusan Nabi.
Mari yuk kita terus jaga akhlak kita agar kelak Nabi Muhammad berbisik mesra kepada kita : “Engkau bagian dari umatku , akhlakmu menyerupai akhlakku dan engkaulah saudaraku”. Duh Gusti betapa teduhnya hidup ini.
Shallu ‘alan Nabi.
Sajak Islam/ Moch Anshary