“Sesungguhnya hati ini memiliki Rasa gairah dan semangat, demikian pula memiliki rasa malas dan jemu. Oleh karena itu, manfaatkanlah (dengan memperbanyak amal shalih) selagi semangat dan bergairah,
Serta Tinggalkanlah (keinginan buruk) saat jemu dan malas.”
Rasa malas bisa menghinggapi siapa saja. Kemalasan merupakan penyakit hati yang bisa melumpuhkan potensi seseorang dan membuat hari-hari kita menjadi tidak produktif. Apalagi di era modern ini, dengan berkembangnya teknologi digital, sulit menjalani gaya hidup aktif dan mengalahkan perasaan untuk menunda suatu aktivitas.
Iman seseorang pastilah mengalami pasang surut naik dan turun sesuai dengan kadar ketaatan. Semakin kuat dan semangat dalam ketaatan, maka hal itu sebagai indikasi imannya sedang naik. Sebaliknya, iman akan berkurang dengan kemaksiatan. Jiwa manusia sifatnya bagaikan anak kecil, harus terus dilatih agar terbiasa dengan ketaatan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari sifat malas
Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa lemah dan malas, dari rasa takut, tua, dan bakhil. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan fitnah hidup dan kematian.”
Bila rasa malas menghampiri maka bersegeralah untuk menepisnya dengan mengerjakan kegiatan yang bermanfaat. Semisal membaca buku-buku islami yang kita senangi, olah raga, dan lain-lain dari kegiatan yang bermanfaat. Tujuan dari (hal) ini adalah agar rasa malas yang sedang kita alami tetap terkendali dengan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat, tidak menyalahi aturan agama.
Sajak Islam/Mozaik Islampedia