Mungkin diantara kita pernah terbesit pertanyaan mengapa Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam yang merupakan sebaik-baiknya makhluk tidak dilahirkan di sebaik-baiknya bulan, yakni Ramadhan, atau di salah satu bulan-bulan Haram seperti Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab? Mengapa pula beliau tidak dilahirkan pada hari Jum’at yang merupakan sebaik-baiknya hari?
Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam kitabnya, Dzakhair Muhammadiyyah menyatakan bahwa kemuliaan Rasulullah berdiri sendiri tanpa ada yang menyebabkannya mulia. Allah telah memuliakan beliau secara mutlak.
Jika beliau dilahirkan di bulan Ramadhan atau bulan Haram, akan timbul persepsi bahwa Rasulullah menjadi mulia sebab lahir di bulan Ramadhan, atau menjadi mulia sebab lahir di hari Jum’at. Padahal Rasulullah telah mulia secara mutlak.
Sederhananya, Rasulullah tidak mulia karena bulan atau hari kelahirannya. Justru bulan dimana beliau dilahirkan, yakni Rabiul Awwal dan hari dimana beliau dilahirkan, yakni hari Senin, menjadi mulia sebab Rasulullah lahir pada bulan dan hari tersebut.
Begitupun dengan tempat, benda, masa dan segala sesuatu akan menjadi mulia bila berkaitan dengan Rasulullah, bukan sebaliknya.
“ ALLAHUMMA SHOLLI ALA SAIDINA MUHAMMAD WA ALIHI SAIDINA MUHAMMAD”
Sumber: Doa Para Wali dan Habaib – Zenal Al Asemrani