Belasan hari, dunia dibuat gerimis oleh kisah seorang pemuda. Bukan artis, bukan publik figur, bukan pula sosok terkenal lainnya. Hanya seorang pemuda sederhana layaknya pemuda pada umumnya.
Bukan idola kaum hawa, bukan pula bintang di dunia maya.
Tetapi, berita kehilangannya pada 26 Mei lalu, tetiba menjadi sorotan dunia. Masyarakat dibuat harap-harap cemas mengikuti kabar beritanya.
Sepekan setelah kehilangannya, pihak keluarga akhirnya mengikhlaskan pemuda yang akrab disapa Eril ini. Berusaha menerima takdir ilahi bahwa pemuda kebanggaan ini bukan lg berstatus “hilang” melainkan telah wafat, bersua dengan Robbnya.
Jasadnya menghilang dalam dekapan Sungai Aare yang indah dan menakjubkan.
Dalam sekejap, namanya tersiar ke penjuru bumi, namun kebaikan dan untaian doa untuknya melangit.
Siapapun, di manapun, kapanpun, lantunan doa teruntai untuk pemuda ini.
Lantas, amalan rahasia apa yang kau miliki, Nak? Hingga seluruh penjuru dunia yang bahkan tak mengenalmu rela diam-diam melangitkan doa untukmu?
Sepekan lebih kepergiannya, jutaan umat muslim rela menyalatkannya, mendoakan yang terbaik untuknya, juga keikhlasan tanpa batas untuk keluarganya.
Alhamdulillah, setelah 14 hari, Sungai Aare memberi kabar keberadaan pemuda ini lewat seorang guru yang sederhana. Ananda ditemukan wafat, namun jasadnya masih baik-baik saja dengan wangi tak biasa. Sungguh, Allah telah menjaganya.
Masyaallah! Banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa ini. Setidaknya, ada tiga catatan kecil sebagai pengingat diri, bahwa:
Kematian adalah pasti. Yang berbeda hanyalah waktu, tempat, dan dengan cara apa kita mati.
Setiap orang, sedang mengantre takdir ini tanpa mengenal usia, pangkat, dan jabatan. Sungguh, Allah Swt. Allah Maha Tahu, dan takdir kita sudah tertulis sempurna di lauh mahfuz.
“Kita boleh punya keinginan, punya harapan, tapi kematian di pelupuk mata,” begitulah kata guru saya Jumat pagi kemarin.
Amalan rahasia apa, Nak?
Kepergian Ananda Eril ini membuat penasaran. Bahkan, saat takziah, guru saya ini sempat menanyakan amalan apa yang membuat banyak orang rela menyalatkan dan mendoakannya.
“Yang pasti, ada amalan rahasia dan Allah suka,” kata guru saya mengobati kepenasarannya.
Belakangan ini pun, Allah tampakkan kebaikan-kebaikan Ananda semasa hidup. Salah satunya, Ananda adalah orang yang sangat dermawan. Bahkan, menjelang kepergiannya, Ananda menyempatkan berkeliling untuk meminta maaf dan bersedekah. Hal ini diungkapkan salah seorang petugas keamanan di Gedung Pakuan, yang takjub dengan sikap Ananda.
Mungkin, (amalan rahasia) inilah yang Allah sukai dan mengundang banyak hati melangitkan doa-doa terbaik untuknya dan keluarganya.
Semoga, poin ini membuat kita bersemangat, menghidupkan amalan-amalan rahasia yang Allah sukai. Dan menjadi bekal saat kita pulang nanti.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri” (QS. Al Isra:7)
Kebersamaan itu penting!
Saat kita mati, hal yang paling diingat atau dikenang adalah kebersamaan.
Maka, buatlah kenangan-kenangan yang baik bersama orang-orang tercinta. Manfaatkanlah waktu yang tersisa. Setidaknya, saat kita pergi nanti yang diingat banyak orang adalah kebaikannya bukan sebaliknya.
“Ingat mati itu bagus. Harus siap-siap. Jangan menunda kewajiban, jangan menunda taubat, jangan menganggap remeh maksiat, jangan menyia-nyiakan kebersamaan,” pesan guru saya, Aa Gym.
Walohualam.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’uun…
Insyaallah, Ananda Eril husnul khatimah.
Semoga Allah memberikan kesabaran dan kemuliaan bagi ayah dan ibunya.
Sumber: DT Peduli
