بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَئِنْۢ بَسَطْتَّ اِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِيْ مَاۤ اَنَاۡ بِبَا سِطٍ يَّدِيَ اِلَيْكَ لِاَ قْتُلَكَ ۚ اِنِّيْۤ اَخَا فُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ
la-im basatta ilayya yadaka litaqtulanii maaa ana bibaasithiy yadiya ilaika li-aqtulak, inniii akhoofulloha robbal-‘aalamiin
“”Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.””
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 28)
Kejahatan bisa saja dibalas dengan kejahatan, tapi apa yang bisa kita dapatkan dari hal itu ?
Puas karena kita bisa membalas ?
Puas karena sudah melampiasan dendam ?
Puas mendapat pengakuan bahwa kita tidak takut dan hebat?
Jika kejahatan dibalas dengan kejahatan, bukankah kita menjadi sama jahatnya dengan seseorang yang berbuat jahat kepada kita ?
Hal tersebut bukan tentang nyawa dibalas nyawa atau air mata dibalas dengan air mata
Sekuat apa balasan yang kita berikan atas kejahatan orang lain tak kan membawa hati kita pada satu titik yang benar-benar membuat tenang dan nyaman dalam hidup kita.
Sesungguhnya hukuman terindah bagi mereka yang berbuat jahat kepada kita adalah dengan memberinya maaf dan pengampunan.
Biarkan semesta mencatat perbuatan-perbuatan jahat mereka.
Dan biarkan pula seluruh alam semesta dan 7 lapis langit melihat sifat pemaaf kita sebagai wujud dari mengamalkan Al RAHIM yang maha penyayang kepada semua mahluk diatas muka bumi ini
Jika pipi kirimu ditampar, berikan pipi kananmu …
Bukan bercerita tentang kepasrahan dan ketidak berdayaanmu dengan memberikan pipi kananmu.
Tetapi bercerita tentang keikhlasan hatimu untuk memaafkan dan mengampuni.
Ketika pipi kirimu ditampar,bukan dendam membara yang ada dihatimu untuk membalas menamparnya, tetapi kemampuan mengendalikan diri untuk memaafkan dengan keikhlasan hati.
Saat kau membalas kebencian dengan amarah & caci maki, saat itulah musuhmu menang
Seorang pemenang adalah orang yang dapat menguasai dan mengendalikan dirinya, saat diri terasa sangat sukar dikendalikan.
Kemenangan terbesar terejadi saat mengalahkan musuh terbesar dan terberat. Siapa musuh terbesar kita? tentu saja, diri sendiri dan hawa nafsu kita sendiri.
Semoga Bermanfaat…
۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ْعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ ۞
Imam Suci Awan