Bila kita mengerti bahwa rasa ‘sakit’ itu memang “harus ada” pada setiap orang, maka ia layak disikapi dengan berusaha mengabaikan rasa sakit itu sendiri, karena sesungguhnya dibalik rasa tidak enak itu semua menyimpan hikmah yang sangat bagus dan merupakan proses ‘Pendewasaan’ manusia.
Merasa bersalah itu wajar dan manusiawi, karena itu bukti kekurangan semua manusia sekaligus bukti bahwa kita masih punya hati dan perasaan. Orang yang tidak hidup hatinya dan sulit merasa bersalah, maka tidak ada lagi prospek untuk menyesali diri dan memperbaiki kesalahan yang ada.
Pendewasaan itu datangnya dari ‘Masalah’ yang diselesaikan dengan baik. Karena hidup itu sendiri adalah rangkaian masalah yang terus hadir dari waktu ke waktu yang berlangsung seumur hidup manusia.
Mengukur dewasa tidaknya seseorang adalah dari tingkat sejauh mana seseorang mampu menyelesaikan setiap masalah yang hadir disepanjang hidupnya dengan baik secara bertanggungjawab.
Tidak ada pendewasaan bagi mereka yang tidak mau dan mampu mencari hikmah di dalam setiap peristiwa dan kesulitan yang dihadapi seseorang disepanjang hidupnya.
Gejolak masalah harus disikapi dengan tenang dan dengan menghormati hukum keseimbangan yang telah ditetapkan Tuhan di dalam ”Sunnatullah” agar kehidupan kita tidak goncang, gelisah dan frustrasi.
Ada Tips agar hidup stabil, dinamis dan tetap semangat ada pada kemampuan kita dalam mengamalkan beberapa hal dibawah ini:
- Ketabahan
- Kesabaran;
- Keikhlasan ; dan
- Pandai Bersyukur
Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin….
Oleh : Drs. M. Sofyan Lubis, SH., MM
Penulis, Praktisi Hukum
Senior Partners di LHS Partners