Iblis itu ribuan tahun sebelum Nabi Adam sudah menyembah kepada Allah, ahli dzikir, ahli hakekat. Bahkan Iblis itu sudh mencapai derajat makrifat, sehingga derajatnya sangat tinggi dan mulia sampai-sampai disejajarkan dengan Malaikat.
Namun satu hal yang membuat Iblis jatuh yaitu sifat iri, dengki dan sombong di dalam dirinya, ketika Allah menyuruh sujud kepada Nabi Adam yang baru diciptakannya, tetapi Iblis menolak dengan alasan, “ aku lebih baik dari dia, aku diciptakan dari api, sedangkan dia (Adam) diciptakan dari tanah.”
Dengan pembangkangan tersebut, akhirnya dijuluki dengan sebutan Iblis, akhirnya di usir dari Surga dimensi Ilahiah yang dekat dengan Allah sehingga menjadi terhina di hadapan Allah.
Coba kita merenungkan diri, kita tidak pernah ribuan tahun beribadah kepada Allah, kita mungkin bukanlah ahli dzikir, bukanlah ahli hakekat dan bukanlah ahli makrifat. Tetapi kita sering mempunyai sifat iri, dengki, hasud dan sombong.
Kita sering memaki-maki Iblis dan Syetan sebagai makhluk yang terkutuk, tetapi justru setiap hari kita selalu mengikuti sifat-sifat Iblis di dalam diri kita.
Jangan-jangan diri kita sendiri sudah menjadi Iblis dan Syetan yang berwujud manusia….?!
Astaghfirullah Ha Wa’Atubu Ilaihi…………..
Dan salah satu pintu masuk iblis itu pada diri kita adalah melalui pintu “ibadah” yang dirasa paling baik, paling sempurna, paling bagus, paling mengerti, sehingga memandang rendah pada orang lain..
Ingatlah.. Hidayah memang bukan hal yang bisa dibeli dan mudah dicari.. Tapi Allahlah yang paling berhak menentukan kepada siapa hidayah itu diturunkan tak terkecuali kepada orang yang dipandang paling hina dimata manusia…
Karna Allah maha mengetahui sejauh mana keikhlasan hambaNya dalam beribadah mengabdikan diri kepadaNya..
Salam!
Copas