بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
Kehidupan akhirat bukan dongeng.
Dikabarkan oleh Sang Pencipta kepada manusia dalam Kitab yang nyata: Al-Qur’an.
Masa itu pasti datang kepada semua orang. Entah dia percaya atau mengingkarinya.
Kehidupan akhirat adalah pengadilan yang benar-benar adil. Diadili oleh Hakim Sang Maha Adil.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَ حْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ
a laisallohu bi-ahkamil-haakimiin
“Bukankah Allah hakim yang paling adil?” (QS. At-Tin 95: Ayat 8)
Segala dosa akan ditebus dengan siksa. Meski hanya sebesar debupun, Allah tidak akan lupa dan tetap akan menghizabnya.
Allah memang Maha Pengampun. Sebesar apa pun dosa maksiat kepada-Nya, bisa dihapus dengan taubatan nasuha.
Tetapi dosa kepada sesama manusia, tidak akan pernah Allah ampuni, selama si pendosa tidak mohon ampun kepada orang yang dijahatinya, kemudian dia ridha dan memaafkan.
Mungkin saat di dunia ini Anda punya kuasa, sehingga bisa menzalimi orang sesuka hati.
Bahkan sampai mati, orang yang dizalimi tidak kuasa mempertahankan diri.
Tapi dunia bukan kehidupan satu-satunya. Dunia hanya tujuan sementara. Ujian yang tak lama yang berlangsung sekitar 60 atau 70 tahun saja sesuai jatah umur kita masing masing.
Setelah itu akan ada kehidupan akhirat yang kekal abadi. Suka tak suka, percaya tak percaya, pasti terjadi.
Kehidupan kekal itu dimulai dengan pengadilan besar pada semua manusia.
Segala kezaliman manusia kepada manusia lain selama hidup di dunia, akan dituntut di akhirat. Sebagai penebus, pahala kebaikan si zalim akan diberikan kepada yang dizalimi. Dosa yang dizalimi akan ditimpakan kepada si zalim.
Tapi sayang, di akhirat tidak ada penjara. Hanya neraka yang siksanya sejuta kali lipat dari penjara dunia.
Di sana para penjaganya adalah Malaikat yang mustahil disuap untuk meringankan siksa, seperti para sipir di penjara dunia.
Bayangkan jika kita tidak sekadar menzalimi orang secara personal, mengambil hak orang dan membuatnya sakit hati lalu berkata, “hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir” artinya, “Cukuplah Allah menjadi tempat diri bagi kami, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami”
۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ْعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ ۞
ℴ ℳd
(Iman Suci Awan)