Setiap Cobaan Datang Sebuah Proses Pendewasaan Diri |

Berkat PKW jadi Pengusaha Mabika

Rasa syukur tak henti-hentinya diucapkan Sri Mulyani. Perempuan asal Magelang, Jawa Tengah itu, tak pernah menyangka, kalau, usahanya membuat makan kering yang terbuat dari macaroni, bihun dan kacang itu digemari masyarakat tidak hanya di Bandung, Jawa Barat, tapi hingga Jawa Tengah dan Bali. Bahkan produk cemilan yang diberi nama MABIKA ENTEN ini, sudah dikenal hingga ke manca negara. Mulai dari Arab Saudi, Belanda, hingga Australia dan Hongkong. “Ada teman yang bekerja di luar negeri yang seringkali memesan Mabika,”katanya.

Sri Mulyani mengaku, kepintarannya membuat kue kering ini setelah ia mengikuti program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) dari Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, di Lembaga Kursus dan Pelatihan 9LKP) Aryanti. Program PKW ini diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu yang ingin memiliki usaha. “Sebelumnya saya memang ingin memiliki usaha sendiri. Tapi saat itu tidak memiliki keterampilan dan modal,”tutur Sri.

Singkat cerita, tiga bulan lamanya Sri mengikuti pelatihan di LKP Ariyanti. Ia mengikuti pelatihan pembuatan pastry & bakery. Disana Sri diajarkan membuat berbagai produk kue basah. Ada 50 resep yang diajarkan. Sri juga dibekali dengan pengetahuan berwirausaha. Mulai dari mengelola keuangan usaha, hingga memasarkan produknya. “Saya yang tadinya tidak memiliki keterampilan, kini sudah bisa membuat kue dan punya pengetahuan wirausaha,”ujar ibu tiga anak itu bangga.

Setelah mengikuti program PKW, Sri juga mendapat bantuan peralatan dan bahan dasar untuk membuat kue. Berbekal itulah, Sri memberanikan diri untuk membuka usaha kue basah. Sri menerima pesanan kue basah. “Alhamdulilah, setiap minggu, selalu ada pesanan kue,”katanya bersyukur.
Selain menerima pesanan, Sri juga menjual kue basahnya di sejumlah warung. Tapi jumlahnya tidak begitu banyak. Sebab, menurutnya, resikonya terlalu tinggi. Kue basah tidak tahan lama. “Sehari kue harus laku terjual, kalau tidak akan dikembalikan,”ujarnya.
Terpikir oleh Sri untuk membuat kue kering. Selain bisa bertahan lama, ia juga bisa menjual kue kering dalam waktu yang cukup lama. Dengan begitu resiko tidak laku semakin kecil. Sri mencari inovasi. Hasilnya, ia mencoba membuat Mabika. Makanan cemilan kering yang terbuat dari macaroni, bihun dan kacang. “Mabika bisa tahan hingga tiga bulan,”katanya.

Sri mengaku, terinspirasi membuat Mabika, ketika ia membuat martabak macaroni. Dari situlah, ia berinovasi menggabungkan macaroni, bihun dan kacang, yang diolah menjadi makanan kering. Produk itu belum ada dipasaran. Agar mudah dikenal, ia memberi nama Mabika. Cemilan ini cocok untuk taburan nasi uduk, lontong sayur dan bisa dijadikan lauk makan. Berbagai rasa juga ditawarkan, mulai dari rasa asin, pedas dan manis. “Ternyata banyak orang yang suka Mabika,”katanya.

Berbekal inovasi itulah, Sri mulai memberanikan diri untuk memproduksi Mabika sejak Desember 2016 lalu. Awalnya, ia hanya memproduksi 5 kg. Ternyata dalam waktu singkat habis. Ia menjual Mabika yang dikembas dalam plastik kedap udara ukuran 200 gram. “Harga satu bungkus Rp27 ribu,’katanya.
Awalnya, ia mempromosikan Mabika melalui teman. Lama kelamaan berkembang. Permintaan mulai banyak. Bahkan Mabika dijadikan oleh-oleh khas Bandung. Agar mudah dikenal ia membuat merek sendiri. Namanya “Mabika Enten.”Artinya Macaroni, Bihun, dan Kacang Enak Tenan. Tidak lupa dalam produk itu ia juga mencantumkan kadarluarsa dan komposisi bahan yang digunakan. “Supaya menarik, kemasan saya buat sebagus mungkin,”katanya.

Sri bersyukur, Mabika buatanya kini sudah mulai dijual di berbagai outlet. Seperti di toko oleh-oleh Batik Keris di Bandara Udara Soekarno Hatta. Disana ia bisa mengirim hingga mencapai 300 bungkus setiap minggunya. Ia juga sudah menjual Mabika di sejumlah tempat makan ternama. Seperti Rumah Makan Raja Rawon dan di Festival Citylink Bandung. “Sejumlah outlet yang menjual oleh-oleh khas Bandung kini juga sudah banyak yang pesan,”katanya bangga.
Tidak itu saja, Sri juga melayani permintaan pesanan dari berbagai kota. Seperti Jakarta, Bekasi, Jawa Tengah hingga ke Kalimantan. Mulanya, ia mengenalkan Mabika, dari sekedar oleh-oleh yang dibawa teman. Belakangan, banyak yang tertarik. Mereka mulai pesan, meski jumlahnya belum begitu besar. Masih berkisar 20 hingga 30 bungkus. “Teman-teman saja yang mengenalkan Mabika,”katanya.

Hebatnya, ternyata Mabika tidak hanya dikenal di dalam negeri. Produk olahan rumah tangga itu juga sudah mulai dikenal diberbagai negara. Arab Saudi misalnya, sudah pesan sekitar 300 bungkus. Awalnya, ada seorang teman yang kebetulan sedang pulang ke Bandung. Ia bawakan Mabika. Ternyata di sana banyak orang Indonesia yang tertarik. Melalui temannya itulah, Sri mengirim Mabika. “Saya masih menjual sesuai pesanan saja,”katanya.

Selain itu, Mabika juga sudah dikenal di Hongkong, Australia, hingga Belanda. Kebanyakan Mabika dibawa teman yang pulang ke Indonesia. Menurutnya, Mabika banyak digemari karena selain tahan lama, cemilan khas Bandung ini juga dikonsumsi untuk lauk makan. “Orang Indonesia yang ada di luar negeri menyukai Mabika,”katanya.

Sri memang belum bisa menjual Makbika ke luar negeri. Baru sebatas mengirim untuk oleh-oleh. Karena itu jumlah juga tidak begitu banyak. Salah satu hambatanya karena belum adanya Label Produk Industri Rumah Tangga (PIR). Selain itu ia juga belum memiliki Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia juga belum memiliki hasil kajian uji mutu dari BPOM.“Setiap produk makanan yang dipasarkan di luar negeri harus memiliki label halal dan PIR serta BPOM,”katanya.

Untuk itu, pada Juni lalu, Sri sudah mengajukan uji mutu ke BPOM. Ia juga sedang mengurus label Halal dan PIR. Sri berencana, kalau uji mutu sudah dikeluarkan dan label PIR serta Sertifikat Halal sudah dikantongi, ia akan mengganti kemasannya dengan mencantumkan tiga label tersebut. “Label itu penting untuk memberikan keyakinan bahwa produk makan yang dipasarkan terjamin, baik dari mutu maupun tingkat keamanannya,”katanya.
Meski begitu, dari produksi Mabika ini saja, Sri mengaku sudah dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp5 juta perbulan. Selain belum ada pesaing, Mabika juga baru satu-satunya di Bandung. Bahkan, Mabikan sudah dijadikan ikon oleh-oleh khas Bandung. “Alhamdulilah, Mabika sudah diterima konsumen, tidak hanya di Indonesia tapi sampai ke manca negara,”kata Sri tersenyum bangga.

Kedepan, Sri juga akan terus mengembangkan Mabika. Ia akan mengenalkan Mabika ke daerah lain di Indoensia. Ia juga akan mengembangkan pasar ke luar negeri. Sri menyadari tentu tak mudah untuk mencapai itu semua. Dibutuhkan ketekunan dan ketelatenan. Selain itu dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Tapi Sri optimis, produk buatannya ini akan berkembang. “Peluang pasaranya masih terbuka lebar,”ujar Sri bersemangat.

Sri mengaku kehidupan ekonominya sangat terbantu sekali dengan adanya program kewirausahaan ini. Ia yang sebelumnya tak memiliki keterampilan dan tak punya penghasilan tetap, kini sudah punya usaha sendiri. Untuk itu ia sangat berterimakasih kepda Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan sert LKP Ariyanti yang telah mengentaskan dirinya dan keluarganya dari kemiskinan. “Saya bisa punya usaha berkat bantun pemerintah,”katanya. ***

Share Article:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Notice: Undefined property: stdClass::$data in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 4894

Warning: Invalid argument supplied for foreach() in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 5567

Berita Terbaru

  • All Post
  • Autotekno
  • Beauty
  • Berita
  • Dunia
  • Ekonomi & Bisnis
  • Foto
  • Gaya Hidup
  • ILD
  • Konsultasi
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Photography
  • Redaksi
  • Sosok
  • Travel
  • Uncatagories
  • Warna
    •   Back
    • Politik
    • Hukum
    • Daerah
    • Pendidikan
    • Wawancara
    •   Back
    • Peluang Usaha
    • Entrepreneur
    •   Back
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Travelling & Kuliner
    •   Back
    • Motivasi
    • Inspirasi
    • Training & Seminar
    • Info Warga
    • Komunitas
Resep Es Doger

Resep Es Doger Oleh : Resep Alami dan Sehat   Bahan-bahannya : – 300 ml…

FAKTAREVIEW

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template

faktareview

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Semoga konten-konten faktareview.com yag hadirkan bisa dinikmati, bisa memenuhi kebutuhan informasi serta bisa ikut membangun kesadaran masyarakat  menuju masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Terimakasih Telah Berkunjung