Alhamdulillah, kemarin malam penulis menyengajakan diri, untuk menemui seseorang, yang namanya menjadi pertanyaan besar dalam diri penulis.
Apa ia, masih ada seorang yang hidup di zaman serba duniawi ini, seorang yang memiliki rasa keikhlasan luar biasa, lepas dari ikatan kebendaan duniawi, hingga dunia baginya, merupakan permainan semata, yang tidak mungkin memalingkannya.
Dan nyatanya, setelah penulis menyaksikan langsung, tergambar hal agung, yang memang nyata, bahwa masih ada pada saat ini, manusia dengan kwalitas spiritual keillahiahan, namun kakinya kuat menginjak bumi, dengan tangan kanannya yang memegang erat keikhlasan, dan tangan kirinya memegang kuat prinsip kesabaran tak tergoyahkan, hingga nafsu duniawinya, ego manusianya, mampu ia injak dan tundukan, dibawah kedua telapak kakinya, yang kokoh, subhanallah.
Maka benar apa yang di kata dalam hadist Nabi, siapa meninggalkan dunia, maka dunia berbalik akan mengejarnya.
Yaa, penulis menyaksikan bagaimana kesederhanaan orang yang penulis ingin temui semenjak jauh-jauh hari itu…apa yang penulis lihat, hanya ingin memastikan, dan menyamakan, apa benar teori-teori sosok wali, dimana sangat berat cirinya, nampak pada sosok manusia yang penulis lihat didepan mata ini.
Masyaallah, ciri, kriteria, dan semua apa yang disebutkan orang, tentang bagaimana sosok Aulia Allah yang santun, ramah, penuh kasih sayang, Zuhud, dan penebar aura positif, hari ini berada di depan mata penulis, subhanallah.
Hingga sepulangnya penulis dari sana, penulis langsung menuliskan pengalaman bertemunya penulis dengan sang waliyullah itu, dalam catatan ini.
Ko bisa bertemu seorang Waliyullah?
Apa ciri-ciri kewaliannya ?
Bagaimana kiprah hidupnya ?
Yaa, menjadi seorang wali Allah adalah mutlak hak prerogatif nya Allah.
Dia yang di selamatkan kehidupan dunianya, dan ia dibekali kemaha besaranNya, yang dipenuhi pula dengan kebarokahanNya.
Seorang wali tidak ada rasa cemas, khawatir, dan takut dalam dirinya !
Pandangan hidupnya lurus, penuh rasa berbaik sangka pada manusia, bahkan rasa asihnya yang tinggi, mampu menjadi pengajaran, bagaimana ia memperlakukan orang yang dimata manusia biasa, si orang ini menjijikan, dimatanya, ia masih memiliki kemuliaan, karena manusia yang di anggap menjijikan itupun, sebenarnya, manusia yang sama, yang juga di ciptakan Tuhan.
Sifat kasih sayangnya sang Aulia ini, mampu meluruhkan ego, kesombongan, dan berbagai penyakit hati para manusia yang ia hadapi.
Banyak berkumpul di sekelilingnya, manusia-manusia terbuang, yang malah ia raih, dan bangunkan kesadaran nuraninya, dan ruhiahnya, sehingga mereka bak perjalanan Sayidina Umar, yang akhirnya melakukan pertaubatan, kembali ke jalan Allah, dan malah menjadi para kesatria Allah yang sedang di persiapkan jalan keselamatan dirinya, dalam meniti titian rambut di belah tujuh, Shirothol Mustaqim dunia, hingga mereka mampu lampaui itu bersama-sama, dengan selamat, subhanallah.
Yaa…mari kita renungkan
Adakah manusia jaman ini, khusunya di kabupaten Bandung, seseorang yang mampu memberi makan 130 orang, dengan cuma-cuma setiap hari, selama tahunan ?
Atau, adakah manusia di saat ini, yang mampu memberi tempat saudaranya yang banyak itu, tempat untuk berteduh, untuk di tinggali, tanpa ia mengharapkan bayaran ?
Lalu adakah manusia saat ini, yang bisa membimbing manusia yang terpinggirkan, untuk bisa menemukan kesadaran, dan jalan kebenaran pada Tuhannya, dengan membimbing mereka penuh kesabaran, selama belasan tahun, bahkan puluhan tahun, di zaman seperti ini ?
Jika anda menemukan orang semacam ini, lalu apakah anda anggap ia orang biasa saja, dan tidakkah terlintas, bahwa ia manusia istimewa ?
Orang semacam ini jarang di temukan!
Ia sosok sangat langka.
Manusia istimewa yang Allah hadirkan, yang luar biasa teramat berharganya ia jika anda mengetahuinya.
Alhamdulillah…
Terimakasih telah Allah tautkan hati ini dengan sosok manusia langka, yang ternyata sosok seperti itu masih ada, subhanallah.
Terasa tersemangati penulis saat ini, ketika penulis mencoba belajar banyak untuk mengerjakan sesuatu dengan Ikhlas.
Sangat luarbiasa pengalaman hari kemarin…
Yaa, ternyata guru ikhlas yang sebenarnya sangat nyata dan ia ada!
Penulis langsung melihat praktek perbuatannya, ini bukan lagi sekedar semata belajar teori.
Wujud perilaku, ikhlas, sabar, tawadhu, Zuhud, Qona’ah, kini ada di depan mata penulis,
yaa…sungguh ini sangat membelalakkan mata, dan keistimewaan dirinya, langsung penulis saksikan, dari keluarbiasaan, ahlaqnya.
Penulis bersyukur Alhamdulillah, akhirnya bisa penulis saksikan sendiri, siapa orangnya, dan dari mana asalnya.
Ini sangat luarbiasa, Ahlaq seorang Waliyullah memang tak ada tandingnya.
Lalu berdekatan dengannya, kita langsung serasa di aliri getaran Nur Allah, yang mampu menyingkirkan daki dan serbuk kotoran yang lama melekat dalam hati kita.
Waliyullah itu, saat ini sedang berjuang menjadi pejuang, kesatrianya Allah, dan ia di iringi ratusan, bahkan ribuan, kawan-kawannya dari manusia terbuang dan terpinggirkan.
Ia menikmati kasih sayang Allah, dengan mendapatkan janji Allah yang nyata, bahwa dunia kini menghamba padanya.
Jika ada pahit, itulah proses awal dalam pencarian diri menemukan Tuhan Nya. Dan setelah menemukan apa yang ia cari, dan Tuhan bersamanya, maka dunia menjadi pelayan baginya, yang ia anggap biasa saja.
Hingga manusia lain melihatnya, itu sebagai bentuk keistimewaan yang tiada tara, yang bagi Wali Allah… ini pun tak bisa memalingkan hatinya, yang hanya terpaut pada Allah semata.
Semoga penulis bisa berjumpa kembali dengannya, aamiin.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn
Ketua LTN NU kab. Bandung.