Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi salah satu sosok pemimpin yang diperhitungkan untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Kerja-kerja kerakyatan terus dilakukan AHY bersama jutaan kadernya di seluruh penjuru tanah air.
Dalam sepekan terakhir, AHY aktif mengunggah kegiatan di Australia seperti di Canberra, Melbourne dan Sydney. Dalam setiap unggahannya, banyak hal baru yang patut dipetik. Menemui petinggi pemerintah Australia, berdiskusi dengan petinggi Partai oposisi di Australia, hingga berinteraksi dengan mahasiswa dan pekerja asal Indonesia yang ada di sana.
Namun, unggahan tersebut menuai beragam komentar dari netizen, termasuk BuzzeRp. Pasukan siber itu terlihat kompak menyerang AHY dari berbagai sisi. Nada-nada negatif terus didengungkan. Tapi, AHY tetap melaju, tetap mendunia karena kecerdasannya.
Menjadi pemimpin muda, gerakan perubahan dan perbaikan selalu menjadi misi utama yang disampaikan AHY. Komunikasi hangat dan santun menjadi ciri khas AHY saat berinteraksi dengan lawan bicaranya. Termasuk saat berinteraksi dengan pemimpin dunia, dengan petinggi pemerintah Australia atau tokoh oposisi Australia.
Kendati masih terlihat sangat muda, AHY tak canggung berinteraksi dengan mereka. Tutur bahasanya mengalir sempurna. Tanpa terbata-bata. Gestur dan mimik bicara yang sangat percaya diri. Padahal, lawan bicaranya orang-orang penting di Australia.
Seperti dengan Gubernur Jenderal David J. Hurley, simbol perwakilan Raja Inggris di Australia. Atau saat AHY berinteraksi dengan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia Penny Wong, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Richarf Marles, Menteri Industri dan Science Ed Husic, dan sejumlah senator ternama dari Partai Buruh dan juga Partai Liberal.
Pun saat berinteraksi dengan Menteri Bayangan di bidang Luar Negeri (Shadow Minister), Senator Simon Birmingham, dari Partai Liberal yang menjadi partai oposisi pemerintah saat ini. Gaya komunikasi AHY masih tetap santun dan menyenangkan. Termasuk saat berdiskusi dengan akademisi dan pelajar di Australia National University, University of Melbourne, dan Monash University.
Mungkin, setiap aksi diplomasi yang dilakukan AHY ini membuat kelonjotan BuzzeRp. Meski bukan dari utusan pemerintah, AHY mampu meyakinkan para petinggi Australia bahwa Indonesia akan tetap berhubungan baik dengan Australia. Berbeda dengan junjungan BuzzeRp itu yang sesekali manjadi bahan bully-an rakyat karena cara komunikasinya jauh dari harapan rakyat.
Tidak hanya di Australia, interaksi AHY pun sangat mengagumkan saat mengikuti pertemuan Club de Madrid di Berlin, Jerman. Club de Madrid adalah kelompok para mantan pemimpin dunia, mantan presiden, mantan perdana menteri dan mantan kepala pemerintahan. AHY yang merupakan Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) menjadi salah satu pembicara Club de Madrid saat itu. Bersama Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, TYI menjadi mitra strategis Club de Madrid.
Selama dua hari di Berlin, AHY bersama para pemimpin dunia, intelektual dan policy makers dari berbagai institusi dunia yang sifatnya multilateral turut andil mencarikan solusi atas isu-isu dunia. Salah satunya, AHY meminta perang antara Rusia dan Ukraina segera dihentikan karena telah mengakibatkan dampak yang dahsyat, seperti krisis pangan, energi hingga krisis keuangan di berbagai negara. Perang itu menjadi tragedi kemanusiaan yang menelan banyak korban, termasuk masyarakat sipil. Belasan juta penduduk di Ukraina pun harus mengungsi.
Gaya komunikasi AHY ini tak terlepas dari beragam pengalamannya di militer. AHY seringkali mendapat penugasan di daerah konflik, seperti di perbatasan Israel-Lebanon. Tidak hanya itu, AHY juga berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi formal.
AHY memiliki tiga gelar pendidikan Master, yakni Master of Science in Strategic Studies di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura pada tahun 2006, Master in Public Administration dari Universitas Harvard, Amerika Serikat pada tahun 2010, serta Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University Amerika Serikat, meraih predikat Summa Cum Laude pada tahun 2015 dengan IPK 4.0.
Sehingga, wajar saja jika AHY terlihat mesra saat berinteraksi dengan pemimpin-pemimpin dunia. Tutur bahasanya yang mengalir sempurna lengkap dengan gestur dan mimik muka yang menarik bagi lawan bicara. Kini, AHY semakin mendunia meski BuzzeRp terus menggonggong di sosial media.
Peri Irawan, pegiat sosial media.