Setiap Cobaan Datang Sebuah Proses Pendewasaan Diri |

Dicari Pemimpin Yang Amanah

Sejatinya, pemimpin mampu memikul tanggungjawab dengan penuh amanah. Tentu patut dicari pemimpin yang amanah. Berbagai kasus yang melibatkan pemimpin atau pun pejabat terus terkuak. Bagi pejabat yang terkait kasus sudah barang tentu kebakaran jenggot. Mereka pun ramai-ramai menolak keras. Rakyat pun dibuat bingung.

Makelar kasus dalam kasus pajak yang dibuka mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Komisaris Jenderal Susno Duadji bisa menjadi cermin. Petinggi kepolisian yang namanya terkait dengan kasus itu menolak tudingan itu.

Mereka secara terang menyatakan dirinya tidak terlibat. Susno yang merupakan koleganya, mendapat serangan balik. Bahkan Susno diperiksa Propam Mabes Polri. Padahal keterlibatan mereka sendiri belum diperiksa. Malahan Susno sebagai pengkungap kasus justru dijadikan tersangka.

Demikian juga dengan kasus Century yang sampai kini seolah menjadi komoditas para politisi. Padahal aparat penegak hukum sedang bekerja keras untuk mengungkap itu semua. Namun para politisi tidak juga sabar. Bahkan para politisi seolah yakin bahwa nama-nama pejabat yang diduga terlibat dalam kucuran dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun hasil penyelidikan Panitia Angket Century DPR RI, memang mesti dijadikan tersangka.

Sadar atau tidak, kesan itu sangat kuat sekali. Padahal kesan yang digembar-gemborkan menjadi opini publik sudah mengarah pada penghakiman. Sementara Komisi Pemberantasan Korupsi belum selesai bekerja.

Rakyat pun pada akhirnya dibuat bingung. Karena tidak tahu mana mesti dipegang. DPR sebagai penyalur aspirasi rakyat seolah jauh dari rakyat pemilihnya sendiri.

Terlepas mana yang benar, yang jelas masyarakat dicederai rasa keadilannya. Karena pemimpin mereka ternyata tidak menjalankan amanah secara benar. Bisa dipahami jika suatu ketika masyarakat tidak percaya kepada kepolisian. Jika begini bagaimana hukum di negara ini? Apakah akan tegak?

Islam secara tegas menyatakan pemimpin mesti mampu mengemban amanah yang diberikan dari rakyat. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya akan muncul sepeninggalku sifat egois (pemimpin yang mengutamakan kepentingan diri sendiri) dan beberapa perkara yang tidak kamu sukai.”

Kemudian para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan pada seorang dari kami yang mengalami zaman itu?”. Beliau menjawab: “Laksanakan kewajiban kamu dan mohon pada Allah yang menjadi hakmu..” (HR Muslim)

Tampaknya, para pemimpin di Indonesia mesti merenung. Apakah selama mereka memimpin sudah menjalankan amanah dengan sesungguhnya? Atau jangan-jangan malah arti amanah sendiri belum dipahami?

Dari segi bahasa, amanah ada hubungannya dengan iman dan aman. Artinya sifat amanah itu didasakan pada keimanan kepada Allah SWT. Dalam Al Qur’an, amanah dapat difahami sebagai sikap kepatuhan kepada hukum, tanggung jawab dan sadar atas implikasi dari suatu keputusan.

Dalam hadis, amanah dapat difahami sebagai titipan dan juga sebagai komitmen. Dalam konteks kehidupan berbangsa, amanah artinya semangat kepatuhan kepada hukum, baik hukum Tuhan yang universal maupun hukum positip (nilai maupun bunyinya).

Dari segi hukum, amanah berarti adanya kepatuhan kepada hukum, baik hukum agama maupun hukum negara. Pelaksanaannya dimaksudkan untuk menjamin agar setiap orang dilindungi hak-haknya dan dijamin keberadaanya di jalan kebenaran dan keadilan.

Setiap orang, baik penegakan hukum maupun masyarakat mesti patuh pada hukum. Konsekuensinya, setiap orang akan mendapat sanksi yang tegas jika melanggar hukum.

Sebaliknya, jika aparat hukum yang terbukti melanggar hukum namun tidak ditindak tegas akan mengusik rasa keadilan masyarakat. Dampaknya akan melahirkan protes atau malah frustrasi sosial yang dapat mengkristal menjadi ledakan sosial.

Sebagai negara hukum, sejatinya para pemimpin mematuhi hukum. Terlebih lagi aparat hukum. Karena para pemimpin merupakan panutan bagi masyarakat. Apalagi ciri masyarakat Indonesia yang paternalistik.

Dengan begitu, apa pun yang dilakukan para pemimpin akan menjadi contoh bagi masyarakat. Jika para pemimpin sadar akan hukum, tentu masyarakat akan tumbuh kesadaran hukum juga.

Dalam suatu Hadis, Nabi mengingatkan bahwa kehancuran suatu bangsa antara lain diakibatkan oleh pelaksanaan hukum yang pilih kasih. Jika  orang lemah melanggar hukum, maka mesti diberi sanksi. Demikian juga dengan pejabat atau pun aparat hukum sendiri. Nabi SAW sendiri pernah bersabda: Seandainya Fatimah putri Rasul mencuri pasti hukum potong tangan akan dilaksanakan juga.

Amanah bisa juga berarti sesuatu titipan yang dipercayakan kepada orang. Artinya, titipan itu sewaktu-waktu akan diambil oleh orang yang menitipkan. Sebagai sebuah titipan, tentu orang yang amanah mesti menjaga dan melindunginya.

Jabatan, kedudukan, merupakan suatu titipan

Disini artinya, presiden, menteri, wakil rakyat, hakim, jaksa, polisi, sampai ketua RT pun merupakan amanah dari rakyatnya. Kemampuan seseorang pemimpin bisa diukur dari seberapa besar dia mampu memegang amanah.

Amanah bisa juga diartikan sebagai tanggungjawab. Sebagai khalifah, manusia diwajibkan menegakkan hukum Tuhan di muka bumi. Di samping itu juga mengandung arti hak manusia mengelola alam sebagai fasilitasnya.

Allah SWT memberikan kekayaan alam, laut, udara dan bumi kepada manusia. Sebagai mahkluk ciptaanNya, manusia diberikan amanah untuk mengelolanya. Karena itu adanya bencana alam, seperti banjir, longsor, perubahan iklim tidak bisa dipisahkan dari amanah yang diberikan kepada Sang Pencipta.

Al Qur’an secara tegas menyebutkan bahwa kerusakan yang nyata-nyata timbul di daratan dan di lautan merupakan dampak dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab(Q/30:41). Demikian juga tidak berfungsinya sumberdaya alam bagi kesejahtreraan hidup manusia merupakan akibat dari perilaku manusia yang tidak dapat dipertanggungjawabkan (Q/ 7:96).

Pejabat publik seperti presiden, menteri, gubernur, bupati dan seterusnya hingga jabatan terendah, adalah pemegang amanah tanggung jawab. Otoritas yang dipegangnya bukan semata-mata pada aspek kekuasaan. Namun pada aspek pengelolaan dan pelayanan, sehingga seorang pemimpin disebut sebagai pelayan masyarakat (sayyid al qaumi khodimuhum).

Tak heran, setiap keputusan yang diambil pejabat publik berpeluang untuk menimbulkan implikasi yang luas kepada kehidupan masyarakat luas. Jika kepu­tusannya tepat, maka manfaatnya akan dinikmati oleh banyak orang. Sebaliknya, jika keputusannya keliru maka dampak negatipnya mesti menjadi­ tanggung oleh masyarakat luas.

Seorang pejabat publik dituntut untuk memiliki tanggung jawab besar dalam membuat keputusan. Apakah keputusan itu dapat mendatangkan sebanyak-banyaknya manfaat bagi masyarakat? Setiap pejabat yang keliru membuat keputusan mesti siap mendapat sanksi, berupa kritik, dipecat atau bahkan dihukum
pen­jara.

Dari Segi Keimanan

Amanah merupakan tuntutan Iman. Nabi SAW bersabda: “Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR Ahmad)

Hilangnya amanah merupakan tanda kiamat. Salah satu cirinya adalah amanah dipegang bukan pada orang-orang yang ahlinya dalam suatu bidang. Nabi SAW bersabda: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah
tibanya Kiamat.”

Kemudian para sahabat bertanya : Bagaimanakah disia-siakannya wahai Rasulullah? Jawab nabi SAW : “Ketika suatu urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tunggulah tibanya Kiamat.’” (HR Bukhari).

Amanah akan hilang secara bertahap. Dalam sebuah hadis, nabi SAW bersabda: “Seorang tertidur maka hilanglah amanah dari hatinya bagaikan titik hitam, lalu ketika ia tertidur lagi maka hilanglah amanah tersebut bagaikan
bekas/jejak, demikianlah seterusnya sampai tidak ada lagi amanah dihatinya, dan tidak ada lagi di hati manusia, sehingga mereka tidak menemukan lagi orang yang amanah.

Maka berkatalah sebagian mereka : Di tempat anu masih ada seorang yang bisa dipercaya. Sampai dikatakan kepada seseorang : Ia tidak bisa dipegang, tidak berakal, tidak ada dihati mereka sebesar biji sawi dari keimanan.” (HR Muslim dalam Mukhtashar Shahih Muslim hadits no. 2035)

Dosen Universitas Islam Negeri Malang, Dr. HM Miftahul Huda, M. Ag dalam sebuah artikelnya mengatakan,  pemerintah yang amanah merupakan suatu tujuan. Dengan begitu dalam pemerintahan diharapkan seluruh aparat pemerintah, lembaga-lembaga sosial, organisasi politik, dan seluruh lapisan masyarakat dapat berperan serta dalam membangun dengan dilandasi nilai-nilai religi.

Nilai-nilai itu tentu yang sesuai dengan perilaku Rasulullah SAW yaitu, siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Siddig artinya jujur atau benar, amanah artinya dapat dipercaya, tabligh, artinya komunikatif, dan fathanah artinya cerdas, berpengetahuan.

Pemerintahan yang amanah dengan konsep kepemimpinan visioner dapat terlaksana melalui strategi bidang pemerintahan dengan penyelenggaraan pemerintahan yang responsif terhadap tuntutan masyarakat dan taat pada asas pertanggungjawaban publik.

Pemerintahan yang amanah, mengandung makna membawa pemerintahan yang dapat dipercaya  untuk mengatasi krisis multi dimensi yang sedang dihadapi bangsa ini. Kata “amanah” berasal dari bahasa Alquran dan Alhadis, pada tataran implementasi syariah bobot paling besar terletak pada aspek muamalah, yaitu pengaturan tata hubungan manusia dengan manusia, menyangkut kepercayaan atau memercayakan sesuatu kepada yang lain.

Kemudian, konsep amanah memiliki pengertian setiap hal yang berkaitan dengan masalah tugas dan tanggung jawab atau hak dan kewajiban dapat dirujukkan kepada prinsip amanah sebagai nilai dasarnya. Amanah juga bisa dipakai prinsip kepemimpinan, dalam sejarah Nabi Muhammad saw. antara lain bahwa Rasulullah saw. memiliki empat ciri kepemimpinan sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

Makna amanah yang akan menjadi konsep dasar dalam pemerintahan bisa disebutkan sebagai pertanggungjawaban dari seorang pemimimpin. Karena seorang yang diberi amanah (kepercayaan), pada dasarnya orang yang dapat dan mampu mempertanggungjawabkan tindakan atau perbuatannya.

Dengan demikian, pemerintahan yang amanah adalah pemerintahan yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab atas masyarakatnya. Pada tataran implementasinya, diharapkan seluruh unsur pemimpin, aparat, lembaga sosial, organisasi politik, dan masyarakat senantiasa dapat mengamalkan nilai-nilai amanah dalam kehidupannya.

Memimpin bukan hanya mepengaruhi agar orang lain mengikuti apa yang diinginkannya. Namun bagi seorang Muslim memimpin berarti memberikan arah dan pandangan jauh ke depan (visioner). Kepemimpinan visioner menampilkan diri sebagai teladan sesuai dengan amanah yang diterimanya.

Membangun citra diri sebagai seorang yang dapat dipercaya (credible), sebagaimana Rasulullah SAW; sebelum menerima amanah kerasulan-Nya, terlebih dahulu menempatkan dirinya dalam masyarakat sebagai seorang yang dapat dipercaya (Al-Amin). Tanpa kepercayaan atau credibility, niscaya seseorang tidak akan mampu memainkan perannya sebagai seorang pemimipin yang visioner.

Dari berbagai sumber

Share Article:

Leave a Reply


Notice: Undefined property: stdClass::$data in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 4894

Warning: Invalid argument supplied for foreach() in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 5567

Berita Terbaru

  • All Post
  • Autotekno
  • Beauty
  • Berita
  • Dunia
  • Ekonomi & Bisnis
  • Foto
  • Gaya Hidup
  • ILD
  • Konsultasi
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Photography
  • Redaksi
  • Sosok
  • Travel
  • Uncatagories
  • Warna
    •   Back
    • Politik
    • Hukum
    • Daerah
    • Pendidikan
    • Wawancara
    •   Back
    • Peluang Usaha
    • Entrepreneur
    •   Back
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Travelling & Kuliner
    •   Back
    • Motivasi
    • Inspirasi
    • Training & Seminar
    • Info Warga
    • Komunitas
Kenapa Rokok Diharamkan?

1.  Karena Allah Ta’ala berfirman: {وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ} [الأعراف: 157] Artinya: “Menghalalkan…

FAKTAREVIEW

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template

faktareview

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Semoga konten-konten faktareview.com yag hadirkan bisa dinikmati, bisa memenuhi kebutuhan informasi serta bisa ikut membangun kesadaran masyarakat  menuju masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Terimakasih Telah Berkunjung