• Latest
Do’a Penjual Tempe  Setengah Jadi

Do’a Penjual Tempe Setengah Jadi

January 24, 2023
Ribuan Massa Aksi Bela Al-Qur’an di Kedutaan Besar Swedia

Ribuan Massa Aksi Bela Al-Qur’an di Kedutaan Besar Swedia

January 31, 2023
Gado-Gado Solo

Gado-Gado Solo

January 31, 2023
Keutamaan Orang Berilmu

Keutamaan Orang Berilmu

January 31, 2023
Masihkah Meragukan Al-Qur’an sbg Syifa’ ?

Masihkah Meragukan Al-Qur’an sbg Syifa’ ?

January 31, 2023
“Berkawan Itu Bersabar”

“Berkawan Itu Bersabar”

January 31, 2023
Sandwich Donat Crispy

Sandwich Donat Crispy

January 28, 2023
Serbat Mangga Nata Coco

Serbat Mangga Nata Coco

January 28, 2023
Obat Tradisional Menurunkan Kolesterol dengan Cepat …

Obat Tradisional Menurunkan Kolesterol dengan Cepat …

January 28, 2023
Obat dan Tindakan Untuk Kesembuhan Batuk Yang Menahun…

Obat dan Tindakan Untuk Kesembuhan Batuk Yang Menahun…

January 28, 2023
Pribadi Bermanfaat Tanpa Merasa Berat

Pribadi Bermanfaat Tanpa Merasa Berat

January 27, 2023
Resep Swike Ayam

Resep Swike Ayam

January 26, 2023
Jika Kejujuran Adalah Mata, Maka Kesetiaan Adalah Hati

Jika Kejujuran Adalah Mata, Maka Kesetiaan Adalah Hati

January 26, 2023
  • Redaksi
  • ILD
  • Konsultasi
  • Opini
  • Foto
  • Video
  • Galery
Tuesday, 31 January, 2023
Faktareview
Advertisement
  • Home
    • Hens Admin
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
    • Politik
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Wawancara
  • Ekonomi & Bisnis
    • Entrepreneur
    • Peluang Usaha
  • Dunia
  • Autotekno
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Fashion
    • Travelling & Kuliner
  • Olahraga
  • Warna
    • Inspirasi
    • Motivasi
    • Training & Seminar
    • Inspirasi
    • Info Warga
  • Direktori
    • My Account
    • User Directory
    • Persyaratan & Kebijakan
    • User Registration
    • Profile Public
    • Pricing Table
No Result
View All Result
  • Home
    • Hens Admin
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
    • Politik
    • Hukum
    • Pendidikan
    • Wawancara
  • Ekonomi & Bisnis
    • Entrepreneur
    • Peluang Usaha
  • Dunia
  • Autotekno
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Fashion
    • Travelling & Kuliner
  • Olahraga
  • Warna
    • Inspirasi
    • Motivasi
    • Training & Seminar
    • Inspirasi
    • Info Warga
  • Direktori
    • My Account
    • User Directory
    • Persyaratan & Kebijakan
    • User Registration
    • Profile Public
    • Pricing Table
No Result
View All Result
Faktareview
No Result
View All Result

Do’a Penjual Tempe Setengah Jadi

Hendarman MD by Hendarman MD
January 24, 2023
in Motivasi
0
Do’a Penjual Tempe  Setengah Jadi

Ilustrasi/Poto/Tokopedia

0
SHARES
3
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Moral Hajat….Jangan Pernah Menyerah dan Selalu Tetap Berdoa….

Di Karangayu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah, hiduplah seorang ibu penjual tempe. Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan sebagai penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang.”Jika tempe ini yang nanti mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya…” demikian dia selalu memaknai hidupnya.

Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu tempat tempe, dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia letakkan di atas meja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, sebagian berderai, belum disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian.

Tempe itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti tidak akan mendapatkan uang untuk makan dan modal membeli kedelai yang akan dia olah kembali menjadi tempe.

Di tengah putus asa, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. “Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku…”

Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya. Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung. Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe.

Dan… dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacangnya belum semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Dia yakin, Allah pasti sedang “memproses” doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi. Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang, dia berdoa lagi. Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau maha tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah. Bantulah aku, kabulkan doaku…

Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus tempe. Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan… belum jadi. Kacang itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang tersebut. Keajaiban Tuhan akan datang… pasti, yakinnya.

Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, “tangan” Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe-tempenya. Berkali-kali dia dia memanjatkan doa… berkali-kali dia yakinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya.

Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang-keranjang itu. “Pasti sekarang telah jadi tempe!” batinnya.

Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan… dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika pertama kali dia buka di dapur tadi. Kecewa, air mata menitik di keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan? Kenapa tempe ini tidak jadi? Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Apakah Dia ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk.

Dengan lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu.

Dan dia tiba-tiba merasa lapar…merasa sendirian. Tuhan telah meninggalkan aku,

batinnya. Airmatanya kian menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan… esok dia pun tak akan dapat makan.

Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan “teman-temannya” sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak.

Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat…

Tiba-tiba sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum, memandangnya. Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya? Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat.

Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menengadahkan tangan. Ya Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe…

Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe…

Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi? tanya perempuan itu lagi. Kepanikan melandanya lagi. “Duh Gusti… bagaimana ini? Tolonglah ya Allah, jangan jadikan tempe ya?” ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat, pembaca?? Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi!

“Alhamdulillah!” pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli. Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. “Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang belum jadi?”

Ooh, bukan begitu, Bu. Anak saya yang kuliah di Australia ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Oh ya, jadi semuanya berapa, Bu?

Kisah yang biasa bukan, dalam kehidupan sehari-hari, kita acap berdoa dan “memaksakan” Allah memberikan apa yang menurut kita paling cocok untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa. Padahal Allah paling tahu apa yang paling cocok untuk kita. Bahwa semua rencananya adalah sangat sempurna.

Kisah sederhana yang menarik, karena seringkali kita pun mengalami hal yg serupa. Di saat kita tidak memahami ada hikmah di balik semua skenario yg Allah SWT takdirkan.

 

Sumber: Dari buku motivasi Islam

 

Previous Post

Kenapa Berat Mengakui Kesalahan?

Next Post

Dzikir Fidyah (Tebusan Api Neraka)

Next Post
Dzikir Fidyah (Tebusan Api Neraka)

Dzikir Fidyah (Tebusan Api Neraka)

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Recent Posts

  • Ribuan Massa Aksi Bela Al-Qur’an di Kedutaan Besar Swedia
  • Gado-Gado Solo
  • Keutamaan Orang Berilmu
  • Masihkah Meragukan Al-Qur’an sbg Syifa’ ?
  • “Berkawan Itu Bersabar”
BTI_institut

Recent Comments

    Meta

    • Log in
    • Entries RSS
    • Comments RSS
    • WordPress.org
    • Home
    • Redaksi
    • Iklan
    • Kode Etik
    • Login Form
    • Disclaimer
    • Kontak Kami
    Redaksi/Iklan/Sirkulasi, TELP: +62 812-8877-6732

    © 2018 Faktareview - Mengulas Fakta Dibalik Berita Berita online teraupdate dan terpercaya.

    No Result
    View All Result

    © 2018 Faktareview - Mengulas Fakta Dibalik Berita Berita online teraupdate dan terpercaya.

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Fill the forms bellow to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In