Duhai para suami …
Istrimu bukanlah bidadari surga yang luput dari kekurangan. Bukan pula malaikat yang lepas dari kesalahan-kesalahan. Dia hanya manusia biasa dengan kekurangan dan kelebihan sebagaimana kamu.
Maka ketika dia marah janganlah membalasnya dengan kemarahan yang sama apalagi membentaknya. Percayalah dia tidak sedang mengungkit-ungkit keburukkanmu atau mencari-cari kesalahanmu. Dia hanya sedang mengungkapkan isi hatinya, mengeluarkan isi pikirannya dengan cara tak biasa.
Dia hanya ingin dimengerti. Dia hanya ingin didengarkan. Dia hanya ingin dipahami. Mungkin sudah terlalu banyak beban yang dia simpan yang tak pernah dia ceritakan. Barangkali sudah banyak persoalan yang dia pendam yang tidak pernah kamu tahu.
Wajar bila sekali waktu dia tak mampu menahan sesak di dadanya saat berada di titik jenuh kemudian dia tumpahkan sebagai kemarahan. Karena fisik dan psikisnya lelah.
Bayangkan saja dalam 24 jam penuh dia harus melakukan tugasnya tanpa henti. Tanpa ada cuti, apalagi mengundurkan diri. Dengan berbagai profesi yang harus dia jalani di rumahnya sendiri.
Sebagai guru, sebagai koki, sebagai manager keuangan, sebagai psikolog, perawat, baby sitter, tukang cuci, sebagai juri, wasit, pengawas, peninjau, tukang bersih-bersih sampai tukang kebun. Dan lain sebagainya. Demi keberlangsungan hidup suami dan anak-anaknya.
Belum lagi jika dia memiliki fungsi ganda– sebagai istri, ibu juga pencari nafkah. Bebannya dan tanggung jawabnya menjadi berkali-kali lipat. Maklum jika emosinya kadang menjadi tidak stabil.
Duhai para suami, hati seorang istri penuh rahasia. Jalan pikirannya rumit. Sulit untuk dimengerti, adakalanya susah untuk diselami. Karena pada setiap hal dia harus bergelut dengan perasaan. Bukan hanya logika yang dia pakai.
Ada banyak tuntutan ini-itu. Barusaha menjadi istri yang shalihah, menjadi ibu yang bisa diandalkan dalam segala hal, menjadi menantu yang baik, menjadi pasangan yang setia, menjadi wanita yang pandai menjaga harga diri, martabat suami dan keluarga. Dan segala tektek bengek lain yang seringkali membuat kepalanya hampir meledak.
Beri udzur untuknya. Dia butuh jeda. Dia letih, dia butuh rehat, di butuh sandaran dari semua permasalahan yang kadang membuat batinnya tertekan.
Duhai para suami, bersabarlah. Dengarkan omelannnya. Simak dengan baik setiap keluhan-keluhannya. Jangan menyela. Jangan menyuruhnya diam. Karena sama halnya menyiramkan bensin pada api yang sedang berkobar bukannya padam justru akan semakin membakar.
Diamlah beberapa saat sampai marahnya benar-benar reda. Pasang ekspresi selembut mungkin. Tunjukkan bahwa kamu peduli dengan apa yang dia rasakan. Perlihatkan bahwa kamu merasa bersalah dan meminta maaf.
Mungkin ada kecewa. Mungkin ada luka yang selama ini dia coba tutupi. Tetapi sekuat dan sedewasa apapun, hati wanita tetaplah rapuh. Seperti gelas yang mudah pecah. Sebagaimana kaca yang mudah retak. Untuk itu sentuh dia dengan hati-hati. Jangan gegabah apalagi membantingnya. Karena dia akan hancur berkeping-keping.
Setelah marahnya hilang, dekati dia.Tarik tangannya ke arahmu. Bisikkan permintaan maaf dengan suara selirih angin. Lalu peluk dia erat-erat. Sesungguhnya kedamaian hati seorang istri ada diantara ke dua lengan suaminya.
Karena tidak akan kamu jumpai kebahagian pada diri anak-anakmu jika kamu tidak mampu memberi kebahagiaan pada istrimu.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى
الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ … رواه الترمذي وغيره
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya”
Allah azza wa jalla berfirman :
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Dan pergaulilah istrimu dengan (akhlak yang) baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allâh menjadikan padanya kebaikan yang banyak
[An-Nisâ’/4:19]
Semoga Allah menjadikan suami saya, kamu, kalian termasuk orang yang sempurna imannya dan baik akhlaknya terutama kepada istrinya. Aamiin allahumma aamiin.
Wallahu ‘alam bishawab.
Arachis Verania Ve