Banyak orang bernafsu eksis di hadapan manusia, tapi ia lupa untuk eksis di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla.
Padahal, Allah memberi kesempatan minimal lima kali sehari untuk menghadap-Nya.
Shalat adalah cara kita eksis di hadapan Allah.
Lebih dari itu, shalat menjadi timbangan iman dan merupakan amalan yang akan Allah periksa pertama kali di pengadilan-Nya.
Sebagaimana hadits riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya.
Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil.
Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi.
Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’
Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.”
[HR. Tirmidzi, no. 413 ia mengatakan hadits tersebut hasan dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Maka perkara yang pertama kali akan dihisab pada hamba dari perkara ibadah pada hari kiamat adalah shalat.
Siapa yang mendirikan shalat, maka bagus amalnya.
Siapa yang tidak bagus shalatnya, maka amalnya pasti rusak.
Betapa penting kedudukan shalat, tapi begitu enteng kita memandangnya.
Sudahkah kita benar-benar menjadikan shalat sebagai prioritas?
Atau baru sekadar asal gugur kewajiban saja?
Apakah kita gembira menyambut tibanya waktu shalat?
Ataukah kita merasa justru shalat adalah penyela bahkan pengganggu aktivitas dunia?
Bernafsu eksis di hadapan manusia, tapi lupa eksis di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Semoga itu bukan kita.
Wallahu a’lam.
Sumber : abun_nada/Facebook/
#motivasi
#selfremind
#copas