Kita bebas memilih peran yang akan dimainkan di panggung dunia , apakah peran yang baik – baik ataukah peran yang jahat sekalipun , karena hanya kita yang ditulari oleh sifat berkehendak oleh Allah Yang Maha Berkehendak.
Semua peran yang dimainkan oleh seluruh manusia di muka bumi ini akan dinilai oleh Allah , apakah mendapatkan ‘reward‘ berupa surga ataukah mendapatkan ‘punishment‘ berupa neraka kelak di alam akhirat.
Apakah cukup dengan sudah merasa berbuat yang benar , sudah merasa berbuat yang baik , dan sudah merasa berbuat yang bermanfa’at yang bisa menghantarkan kita ke dalam jannah-Nya ?.
Kita musti tahu dengan siapa bicara . untuk apa bicara , apakah hanya untuk improv saja , ataukah untuk agenda tersembunyi . Toh , kata tak pernah sanggup mewakili seluruh ungkapan rasa.
Dalam situasi tertentu , senyum dan diam malah melebihi untaian kata yang ditulis berlaksa tinta.
Pantaslah agama mengajarkan , “ Berkatalah yang baik ! Atau , diam ! ”
maka , untuk Memutuskan tidak menceritakan aib dari temannya , merupakan keputusan paling baik . Banyak yang akan selamat . Yang punya aib selamat … yang mau menjadi pendengar setia selamat … Dan … dirinyapun selamat.
Di Padang Mahsyar nanti , di mahkamah Allah , disaat perjalanan hidup ditayang ulang , maka si penutup aib akan ditutupi aibnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala .
لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ .
“ Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia , melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak ”.
[ HR. Muslim ]
Masalahnya ada orang yang kesana sini suka cerita aib saudaranya.
Mungkin dia tidak menyadari apa yang sudah dilakukan itu dapat memperburuk hubungannya dengan orang lain.
Betapa banyak permusuhan terjadi oleh sebab hal itu . Inilah awal terjadinya , adu domba dan akan menjadi renggangnya persaudaraan diantara kita. .
Wa Allahu a’lam.
Sajak Islam/ Moch Anshary