Gerindra Akhirnya Memecat Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik
Oleh: Tengku Zulkifli Usman
Dengan semua pertimbangan dan alasan yang mereka kemukakan ke media. Tentu ada alasan paling mendasar kenapa Taufik harus dipecat.
Sebagai pengamat, saya melihat pemecatan Taufik sebagai langkah bersih bersih partai Gerindra dengan oknum yang dianggap tidak loyal dengan Prabowo.
Taufik memang sering melakukan manuver politik yang tidak sejalan dengan partai Gerindra. Ini mungkin momentum yang tepat.
Langkah memecat Taufik karena Taufik dianggap mendua dan memiliki modus lain dengan mendukung Anies Baswedan sebagai capres.
Walaupun DPP Partai Gerindra mengatakan banyak alasan lain, tapi menurut saya satu alasan yang sangat mendesaknya adalah agar orang orang yang “tidak” mendukung Prabowo sebagai capres dibersihkan sedini mungkin.
Pemecatan ini juga saya baca sebagai langkah serius Gerindra yang akan mencalonkan Prabowo sebagai capres tunggal partai 2024 nanti.
Pemecatan Taufik adalah langkah konsolidasi partai yang akan mengusung Prabowo sebagai capres terkuat mereka untuk bertarung.
Langkah ini juga memberikan sinyal bahwa Gerindra sepertinya tidak akan mengusung Anies Baswedan sebagai capres karena Prabowo sudah final.
Pertemuan Prabowo dan Ketua umum Partai Nasdem Surya Paloh beberapa hari lalu juga kemungkinan memperbesar peluang mengusung Prabowo bukan Anies.
Yang saya tau saat ini, koalisi sedang dibangun Antara Gerindra, Nasdem, PKB, dan Golkar.
Koalisi ini menurut saya akan merapat ke PDIP sebagai penguasa sekaligus menutup pintu bagi partai partai lain.
Yang akhirnya nanti koalisi ini bisa mencalonkan Prabowo-Ganjar atau Prabowo-Puan. Koalisi terkuat ini saya lihat menuju kesana.
Sebenarnya banyak partai yang menginginkan menghapus dominasi PDIP, tapi saya lihat partai partai akan rasional dan akan lebih memilih merapat dengan PDIP karena PDIP masih terlalu kuat.
Jika terjadi koalisi antara Gerindra, PDIP, Nasdem, Golkar dan PKB. Maka saya lihat koalisi ini adalah yang paling kuat untuk 2024.
Sedangkan sisanya PPP, PAN, Demokrat, PKS bisa saja membuat koalisi baru, namun koalisi ini sangat lemah dan tidak punya apa apa.
Ditambah lagi, PAN, PPP pada akhirnya juga sangat mungkin menyebrang ke kubu koalisi Prabowo diatas.
Ada calo calo politik elit saat ini yang sedang berupaya mengkonsolidasikan kekuatan koalisi PDIP diatas untuk menyingkirkan Demokrat dan PKS yang selama ini memang dianggap musuh oleh penguasa.
Jika saja kubu Demokrat dan PKS lihai membaca keadaan, maka mereka harus berupaya koalisi besar PDIP-Gerindra-Golkar-PKB-Nasdem jangan sampai terwujud.
Karena itu sama dengan akan mengisolasi partai Demokrat, dan terutama PKS yang selama ini memang sudah terisolasi tanpa teman selama menjadi oposisi di Senayan.
Tengku Zulkifli Usman
Pengamat GeoPolitik