Allah memberikan kenikmatan yang begitu banyak bagi kita, dan kita terlalu lemah untuk dapat menghitung lalu mensyukurinya.
Muliakan kenikmatan itu sekalipun hanya sedikit, kita bisa bernafas saja itu adalah sebuah kenikmatan, maka bersyukurlah.
Lalu, ketika mendapatkan kenikmatan berbahagialah dengan keberadaan nikmat itu, untuk digunakan sebagai perantara taat kepada Allah, dan itu sudah termasuk dari rasa syukur kepada Allah.
Didalam kehidupanmu pernahkah engkau melihat berlembar-lembar daun melayang gugur . Cobalah berhenti sejenak . Lalu renungkanlah. Mengapa ia gugur? Kekuatan apa yang membuatnya berguguran ?
Cobalah melihat proses itu dari awal sekali. Pohon itu tentu tak tumbuh begitu saja. Perlu waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk menjadi besar . Pohon itu bertahan hidup melewati beberapa musim.
Daun-daunnya terus bermunculan semakin banyak, melewati berbagai rintangan, ulat, angin, panas, hujan. Bahkan di dalam sehelai daun pastilah terjadi proses kimia yang rumit.
Butir-butir hijau daun menyerap energi sinar matahari, menghasilkan karbohidrat dan karbondioksida, juga oksigen yang diperlukan makhluk lain. Daun saja mempunyai fungsinya sendiri dalam menjaga kelangsungan hidup bumi.
Lalu bagaimana jika daun-daun itu berguguran semua dalam waktu yang bersamaan, atau setidaknya hampir berbarengan, dan tidak tumbuh lagi , misalnya karena hutan dibabat dengan membabibuta ? apa yang akan terjadi di muka bumi ? bencana kan datang, kita tidak bisa lepas dari sebuah sebat dan akibat.
Dalam sehelai daun engkau bisa melihat alam semesta bila tafakurmu murni dan benar yang muncul dari kebeningan hatimu.
è m b u n b è n i n g
(Moch Anshary)