ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ
Bagi Seseorang yang divonis dokter terkena penyakit jantung maka hidupnya akan terasa susah, karena berbagai pantangan / larangan makanan mulai mengekangnya, sehingga harta berlimpah bukanlah indikator kebahagiaaan.
Kebahagiaan letaknya di dalam hati, dan setiap manusia memiliki hati. Sehingga kebahagiaan itu milik semua orang, baik si kaya maupun si miskin, asalkan ia mampu menata dan membersihkan hatinya dari karat-karat yang mematikan hati.
Allah Ta’ala berfirman,
(يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89
“(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. asy-Syu’ara: 88-89).
Imam Asy-Syaukani berkata, “Harta dan kerabat tidak bisa memberikan manfaat kepada seseorang pada hari kiamat.
Yang bisa memberikan manfaat kepadanya hanyalah hati yang selamat. Dan hati yang selamat dan sehat adalah hati seorang mukmin yang sejati.”
Lalu dimana kita posisikan Allah dalam kehidupan kita? Apakah kedudukan atasan telah mengalahkan kedudukan Allah di hati kita ?
Semoga ini menjadi saran bersama untuk bermuhasabah demi menjadi hamba Allah yang semakin baik amal dan akhlaqnya
Kita tidak akan pernah tahu bagimana menyembaNya sebelum kita mulai dengan bagaimana mencintaiNya
Ya Allah…
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu; Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia)
Aamiin..
Sumber Doa : QS. Ali-Imran 8
Wassallam,
Barakallahu fiikum