Janganlah kebencianmu menutupi kebenaran yang disampaikan kepadamu , karena sesungguhnya kebencian akan menutup semua pintu kebaikanmù hingga yang nampak sifat angkuh dalam dirimu.
hal yang tak menyenangkan yang kita alami mungkin saja adalah kejadian yang justru menghindarkan kita dari mengalami kejadian yang terburuk.
Sekiranya kesusahan mengelilingimu dari segala arah , maka ketahuilah bahwa kemudahan bersembunyi di sudut-sudut yang berdekatan denganmu.
Di dunia ini, ada orang-orang yang mencoba lari dari kenyataan. Tetapi boleh jadi ada yang justru bertanya, apakah kenyataan itu memang benar-benar nyata atau sekadar bayangan dari situasi overthinking yang tak terkendali ? Dan mengapa harus lari jika apa yang dianggap kenyataan itu hanyalah refleksi dari pikiran yang kita anggap kenyataan ?
Seringkali, orang merasa hidupnya berjalan dengan absurd. Setiapkali merasa telah memahami sesuatu – entah itu cinta, duka, bahagia, rindu, kenangan lalu tiba-tiba seseorang sangat mungkin akan merasa ada yang luput dari pemahaman, ada makna dan arti yang tak tergapai, menyisakan kebingungan atau bahkan kegelisahan dan duka.
Ini adalah kisah tentang pertanyaan-pertanyaan absurd, yang kerap muncul saat kita pada suatu hari sendirian di tengah malam, dan pikiran mendadak datang berbondong-bondong bagai lebah keluar dari sarangnya yang diganggu, tanpa bisa dicegah dan saat semacam itulah waktu yang tepat untuk berkontemplasi.
Manusia itu tidak selalu berjalan lurus , baik langkah fisiknya , pikirannya maupun kalbunya . Ada yang mempengaruhinya untuk pindah atau bergeser dari satu tempat ke tempat lain, dari satu pikiran ke pikiran lain, dari satu hari ke hati lain, dari satu keyakinan ke keyakinan lain.
Perpindahan itu hal yang lumrah . Dan itu bagian dari perjalanan hidup setiap orang , dalam hal mencari yang lebih baik dan lebih hakiki.
Maka , seharusnya perpindahan itu dibarengi juga dengan sikap yang lebih bijak . Karena perpindahan itu adalah upaya mencari dan menjelajahi hikmah. Itulah orang yang baik.
Namun ada kalanya Anda menemukan orang yang pindah justru tidak menampilkan sikap arifnya . Ia justru menodai jejaknya dengan memaki dan menjelek-jelekkannya . Sederhana menilai orang seperti ini , bahwa orang itu bermasalah pada dirinya.
Bayangkan Anda diinterview untuk masuk kerja, ketika ditanya pengalaman kerja di kantor sebelumnya, lalu Anda menceritakan kejelekan kantor dan mantan bos Anda. Apa yang ada di benak peng-interview ?
Hampir dipastikan Anda tidak akan diterima di kantor itu. Jawaban Anda menunjukkan attitude yang buruk ; bahwa Anda orang yang bermasalah.
Begitulah yang terjadi pada orang yang memiliki masalah pada dirinya , yang dilihat hanya kesalahan mantannya . Maka tidak heran, orang yang bermasalah itu kalau cerita yang lalu, hanyalah keburukannya.
Ketika pindah kerja , gak ada bagus-bagusnya itu kantor lamanya . kalau pindah ke lain hati , gak ada manis-manisnya itu mantan . Kalau pindah agama, yang ringan diceritakan adalah semua hal yang buruknya saja.
Tidak usah begitu dalam berprilaku . Kalau begitu orang justru menilai Anda yang sesungguhnya punya kepribadian bermasalah.
A n g s a p u t i h.
(Moch Anshary)