Israel saat ini sedang mengembangkan sistem pertahanan udara baru: Iron Beam.
Ini adalah proyek lanjutan sistem pertahanan udara Israel sebelumnya yakni Iron Dome.
Dengan sistem pertahanan udara baru ini, Israel berhasil menjadi satu satunya negara di dunia yang berhasil mengembangkan sistem pertahanan udara berbasis laser.
Dengan sistem pertahanan udara ini, nyaris Israel akan sangat sulit diserang dengan senjata atau roket roket biasa di kemudian hari.
Sistem pertahanan udara ini mampu menembak jatuh setiap ojek di angkasa dengan sangat cepat dengan bantuan Sinar laser.
Tapi, sistem pertahanan udara canggih ini punya kelemahan: Tidak mampu menangkis rudal rudal canggih yang masuk kategori Supersonik dan Hipersonik.
Dengan kata lain, hanya beberapa negara saja yang mampu menjebol sistem pertahanan udara Israel ini dengan mudah. Seperti Rusia, AS, Dan China.
Sayangnya, tidak ada satupun negara muslim yang punya kemampuan menjebol sistem pertahanan udara baru Israel ini.
Hanya Turki saja satu satunya negara muslim yang dimasa depan punya kemampuan menjebol sistem pertahanan udara ini. Kira kira 3 atau 5 tahun lagi. Sekarang Turki pun belum mampu.
Jika melihat peta GeoPolitik dan kekuatan militer dunia. AS mustahil akan menyerang Israel. Itu sudah pasti.
Yang paling berpeluang menyerang Israel adalah Rusia, itupun jika pecah perang besar nanti efek dari perang Rusia vs NATO saat ini. Kemudian ada China.
Rusia dan China adalah rival AS dan Israel apabila pecah perang besar. Dan Rusia-China saja lah negara yang mampu membuat Israel seperti Ukraina sekarang.
Dititik inilah, mengapa muslim memerlukan Rusia dan negara muslim sangat membutuhkan hubungan politik dan geopolitik dengan Rusia yang lebih akrab.
Ini murni soal perlombaan eksistensi dan perlombaan supremasi. Bukan soal perang antara Al Haq dan Al bathil seperti logika para aktivis Islam yang sering keliru dalam tatacara melihat Rusia sebagai kekuatan kedua terkuat di dunia.
Tengku Zulkifli Usman
Pengamat GeoPolitik Dunia