Akal dan hawa nafsu bukanlah barang jadi siap pakai bagi manusia.
Akan tetapi akal dan hawa nafsu adalah barang mentah yang perlu dimasak kembali supaya tercipta keseimbangan antara keduanya. Jika ini terjadi maka kehidupan manusia akan menjadi lebih bermakna dan bermanfaat.
Oleh karena itu al-Qur’an mengibaratkan hawa nafsu sebagai tazyin asesoris atau perhiasan bagi manusia dan kehidupannya. Selayaknya perhiasan tidak selamanya baik jika terlalu banyak.
Al Qur’an dengan terang-terangan mengingatkan manusia agar tidak mengikuti hawa nafsunya:
وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan
(QS. Shad: 26)
Dalam daftar bermacam manusia yang terbujuk nafsu, Imam GHazali dalam kitabnya Ashnaful Maghrurin memposisikan para ‘abid sebagai ragam terbanyak kelompok yang terbujuk.
Karena dalam tingkatan mereka hawa nafsu bukanlah sekedar musuh dalam selimut, tapi musuh dalam diri sendiri.
Mumpung masih ada waktu teraplah belajar sedikit demi sedikit mengalahkan musuh-musuh kita. walaupun usaha itu nampaknya kurang berhasil, tetapi kita sudah menunjukkan KEMAUAN melatih diri dan hati..
Semoga karunia rahmat & petunjukNya terlimpah untuk kita sekalian.
Dimana ada Niat disitu ada jalan.. Dimana ada Ikhtiar disitu ada jalan keluar.
Ya Allah…
رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami
Aamiin..
Sumber Doa : QS. Al-Kahfi 10