ﺑِﺴْـــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ
اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
.. ۚ وَاِ ذَا قُلْتُمْ فَا عْدِلُوْا وَلَوْ كَا نَ ذَا قُرْبٰى ۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْا ۗ ذٰ لِكُمْ وَصّٰٮكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
..wa izaa qultum fa’diluu walau kaana zaa qurbaa, wa bi’ahdillaahi aufuu, zaalikum washshookum bihii la’allakum tazakkaruun
“..Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 152)
Jujur atau tidak?
Itu merupakan pertanyaan yang sangat sulit..
Bila dalam pelajaran sekolah, maka semua murid akan menjawab “jujur”..
Namun dalam suatu kehidupan nyata, maka jujur seringkali ditawar dengan berbagai macam hal..
Saat sekarang ini, “jujur” merupakan barang yang mahal.. Orang akan lebih memilih berbohong untuk menyelamatkan diri..
Mereka menganggap berbohong lebih aman dari pada mengatakan hal sebenarnya yang penuh resiko..
Berbohong dapat mengakibatkan tidak adanya damai dan kesejahteraan
Sekecil apa pun hal bohong itu, akan membuat hati kita merasa tidak enak..
Kita akan merasa bersalah & berdosa bila tidak mengatakan hal yang jujur..
Alangkah baiknya bila kita mengatakan hal jujur & berbuat hal dengan kejujuran..
Mungkin banyak manusia yang tidak suka dengan kejujuran kita karena dirasa hal itu sangat menyakitkan..
Namun kejujuran itu akan sangat dihargai dari pada kita membuat luka yang tersembunyi..
Apa pun penilaian orang tentang kejujuran kita, itu merupakan urusan hati nurani..
Kita hanya melakukan apa yang baik & benar dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Sebelum kita memulai kejujuran untuk orang lain, maka belajarlah jujur untuk diri sendiri, terutama jujur kepada keimanan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Jika memilih kejujuran lebih penting maka hati akan tersiksa….
Sebab hati selalu menghadirkan realita dari apa yang tak terlihat oleh mata..
Fitria Syarifuddin