Mengakui kesalahan, dosa, dan kemaksiatan sebenarnya merupakan sunatullah terhadap manusia. Tidak ada manusia yang terpelihara dari dosa, kecuali para nabi dan para rasul shalawatullah alaihim. Itulah sebabnya Rasulullah saw. sejak dahulu memberi statemen yang begitu jelas kepada kita, “Semua Bani Adam itu bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertaubat.” (Ahmad, Turmuzi, Ibnu Majah, dan Hakim)
Dari hadis singkat ini, kita bisa menyimpulkan dua hal. Pertama bahwa tidak satupun manusia di muka bumi ini yang tidak pernah bersalah dan suci bersih tanpa noda, kecuali para nabi dan rasul yang diampuni Allah swt. dari dosa. Redaksi hadis ini, memberi inspirasi pada kita untuk tidak patah hati dalam urusan bertaubat. Tidak pernah merasakan bosan untuk tetap memohon ampunan Allah swt. Tidak pernah merasakan lemah karena kemaksiatan kemudian cenderung menganggap diri terlalu hitam dan terlalu jauh dari kebenaran, lalu tidak mungkin lagi kembali kepada Allah swt.
Kedua, dosa dan berbagai bentuk penyimpangan seseorang yang dilakukan kepada Allah swt., bukan aib yang tak mungkin terhapus. Kelalaian, kekurangan, dan semua tindakan salah yang dilakukan seseorang, selamanya tidak menjadi klaim kekurangan yang berlaku seterusnya.
Lihatlah bagaimana Rasulullah saw, justru menggambarkan betapa kesalahan itu menjadi bagian dari karakter kemanusiaan itu sendiri. Sebagaimana ditegaskan dalam hadisnya yang lain: “Demi Zat yang jiwaku ada di tangan Nya, andai kalian tidak melakukan dosa niscaya Allah akan melenyapkan kalian. Lalu niscaya Allah akan mendatangkan suatu kaum yang melakukan dosa lalu mereka beristighfar memohon ampun kepada Allah, kemudian Allah mengampuni mereka.” (HR. Muslim)
Perhatikanlah baik-baik pernyataan Rasulullah saw. ini. Maka, jangan pernah surut meminta ampun dari perbuatan salah. Jangan pernah lemah untuk terus menerus mengucapkan kalimat istighfar dari semua dosa yang sudah pasti kita lakukan.
Sumber :
Buku CAHAYA HIDUP MUSLIM Penerbit Yayasan Cinta Quran Cahaya Semesta (YCQCS)
Cetakan pertama 2022, Halaman 319 – 320