ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ
Tak perlu mengeluhkan kekuranganmu. Ketahuilah, Tuhan pasti memberi kelebihan kepada setiap orang yang memiliki kekurangan.
Dalam pemeliharaan harta Islam mewajibkan kita beramal dan berusaha (bekerja) dengan yang halal dan thayyib…
Bukan kurangnya kemampuan yang melemahkan kehidupan, tetapi tidak cukupnya kesungguhan untuk menggunakan kemampuan yang ada.
Dalam syari’at Allah yang bijak ini, juga terdapat larangan melakukan perbuatan tabdzir (pemborosan).
Firman Allah SWT:
{وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا}
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (harta kalian) secara boros. (Al-Isra: 26)
Setelah perintah untuk memberi nafkah, Allah melarang bersikap berlebih-lebihan dalam memberi nafkah (membelanjakan harta), tetapi yang dianjurkan ialah pertengahan.
📖 Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
{وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا}
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir. (Al-Furqan: 67), hingga akhir ayat.
Kemudian Allah Swt. berfirman untuk menanamkan rasa antipati terhadap sikap pemborosan dan berlebih-lebihan:
{إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ}
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan. (Al-Isra: 27)
Yakni tindakan mereka serupa dengan sepak terjang setan, ibnu Mas’ud mengatakan bahwa istilah tab’zir berarti membelanjakan harta bukan pada jalan yang benar.
Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan kemudahan kepada kaum Muslimin lainnya untuk memahaminya
Kedewasaan tidak diukur dari usia, tetapi dari bagaimana kita menyikapi suatu situasi dengan penuh tanggung jawab.
Ya Allah..
رَبِّ هَبْ لِى حُكْمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ وَٱجْعَل لِّى لِسَانَ صِدْقٍ فِى ٱلْءَاخِرِينَ وَٱجْعَلْنِى مِن وَرَثَةِ جَنَّةِ ٱلنَّعِيمِ
Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang shalih, serta jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang yang datang kemudian. Dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang mewarisi surga yang penuh nikmat.
Aamiin..
Sumber Doa : QS. Asy-Syu’ara: 83-85
Wassallam,
Barakallahu fiikum