, …
Seribu lima ratus tahun yang lalu, di dalam yang sunyi, di dalam rumah sederhana yang tidak seberapa luasnya, seorang istri tengah menunggu kepulangan suaminya. Tak biasanya sang suami pulang larut dan ia sudah sangat kelelahan dan mengantuk namun tak terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk segera tidur dan terlelap ditempat tidur suaminya dengan setia ia tetap menunggu.
Namun, rasa ngantuk semakin menjadi-jadi dan sang suami tercinta belum juga datang.
Tak berapa lama kemudian seorang laki-laki yang sangat wibawa bagi luhur budinya tiba di rumahnya yang sederhana. Laki-laki ini adalah suami dari sang istri tersebut.
Malam ini beliau pulang lebih lambat dari biasanya, kelelahan dan penat sangat terasa. Namun, ketika akan mengetuk pintu, terpikir olehnya sang istri yang tengah terlelap tidur.. Ah, sungguh ia tidak ingin membangunkannya.
Tanpa pikir panjang ia tak jadi mengetuk pintu dan seketika itu juga menggelar sorbannya didepan pintu dan berbaring diatasnya.
Dengan kelembutan hati yang tak ingin membangunkan istri terkasihnya, sang suami lebih memilih tidur di luar rumah.
Didepan pintu dengan udara malam yang dingin melilit, hanya beralaskan selembar sorban tipis. Penat dan lelah beraktifitas seharian, dingin malam yang menggigit tulang ia hadapi, karena tak ingin membangunkan istri tercinta.. سبحا ن الله.
Dan ternyata di dalam rumah persis dibalik pintu tempat suami menggelar sorban dan berbaring diatasnya, sang istri masih menunggu, hingga terlelap dan bersandar sang istri dibalik pintu. Tak terlintas sedikitpun dalam pikirannya tuk berbaring ditempat tidur, sementara suaminya belum juga pulang.
Namun, karena khawatir rasa kantuknya tak tertahan dan tidak mendengar ketukan pintu sang suami ketika pulang, ia memutuskan tuk menunggu sang suami di depan pintu dari dalam rumahnya.
Malam itu, tanpa saling mengetahui, sepasang suami istri itu tidur berdampingan, di kedua sisi pintu rumah mereka yang sederhana. Karena kasih dan rasa hormat terhadap pasangan, sang istri rela mengorbankan diri terlelap di depan pintu demi kesetia’an serta hormat pada sang suami dan sang suami mengorbankan diri tidur di depan pintu demi rasa kasih dan kelembutan hati pada sang istri.
Dan nun jauh dilangit, ratusan Malaikat pun bertasbih menyaksikan kedua sejoli tersebut.
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
Betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina terlukis indah dalam ukiran akhlak yang begitu mempesona, saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi, dan saling menghormati.
Tahukah anda siapa mereka? Sang suami adalah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah ﷺ.
Dan sang istri adalah Sayyidatuna ‘Aisyah رضي الله عنها binti Abu Bakar Ash-Shiddiq. Merekalah sepasang kekasih teladan, suami istri damba’an, dan merekalah pemimpin para manusia, laki-laki dan perempuan di dunia dan akhirat.
Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah bagi keduanya, dan mengumpulkan jiwa kita bersama Rasulullah ﷺ dan Sayyidatuna ‘Aisyah رضي الله عنها dalam syurganya kelak.
ﺍَﻣِﻴﻦ ﻳَﺎ ﺭَﺏَّ aamiiin
Sajak Islam/Bang Banchin