Indonesia akan mengadakan pemilihan presiden pada Tahun 2024. Ada beberapa nama politisi dan tokoh masyarakat yang telahdibahas sebagai calon presiden pada 2024 oleh media nasional maupunbeberapa lembaga survey. Nama-nama seperti, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan hingga kini masih mendudiki posisi teratas.
Meskipun dari ketiga nama tersebut belum menyatakan dirinya untuk maju sebagai calon Presiden menggatikan Presiden Joko Widodo. Namundemikian secara tersirat ketiganama tersebut telah memulai kampanye secara masif di media sosial.
Survey terakhir yang dilakukan Charta Politika dirilis pada Desember 2021 Elektabilitas Ganjar Pranowo menempati posisi pertama sebagai calon presiden Indonesia, diikuti oleh Prabowo Subianto yang berada di urutan kedua dan Anies Baswedan menempati posisi ketiga.
Ganjar mendapat angka 30,2 persen, sedangkan Prabowo 25,5 persen, dibayangi cecara ketat oleh Anies Baswedan pada urutan ketiga sebesar 25,3 persen. Sementara calon-calon lain seperti Sandiaga Uno 7,1 persen dan Ridwan Kamil 5,9 persen.
Hal tersebut terungkap dalam survei Charta Politika Indonesia bertema ‘kondisi politik, ekonomi dan hukum di masa pandemi’ secara virtual yang dirilis Senin (20/12).
Sedangkan Poltracking mendudukan Ganjar Pranowo pada posisi teratas. Direktur Poltracking Indonesia Hanta Yuda, dalam konferensi pers virtual, Senin (25/10/2021), mengatakan “Hasil ini merupakan potret peta politik elektoral terbaru yang terekam pada saat pengambilan data survei”.
Hasil survei Poltracking tentang Capres 2024 menunjukan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menempati posisi teratas dengan angka 22,9 persen dalam simulasi 15 nama.
Di posisi berikutnya, menyusul nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan elektabilitas 20 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 13,5 persen.
“Sudah terlihat mulai ada kecenderungan menguatnya tiga nama capres, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dalam rilis survei, Senin, 25 Oktober 2021.
Elektabilis Kandidat Pada Generasi Milenial dan Gen Z
Lembaga polling Indikator Politik memperkirakan hampir 60% pemilih yang memenuhi syarat pada tahun 2024 akan berusia di bawah 40 tahun. Itu peningkatan besar dari 40% pada pemilu 2019.
Sebuah survei terhadap 1.200 anak muda berusia 17-21 di seluruh negeri yang dirilis Maret lalu oleh Indikator Poilitik memberikan gambaran tentang preferensi politik dalam segmen demografis generasi tersebut.
Hasil survei Indopol Survey and Consulting menyatakan mayoritas responden dari generasi milenial dan generasi Z memilih Prabowo Subianto menjadi Presiden 2024.
Direktur Eksekutif Indopol Survey and Consulting Ratno Sulistiyanto hal itu berdasarkan temuan survei nasional periode 19-27 November 2021 yang digelar Indopol. “Dalam pertanyaan terbuka, gen Z dan milenial, mayoritas (13,58 persen) memilih Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden 2024,” kata Ratno ketika memberi paparan terkait temuan survei Indopol di seminar bertajuk “Arah Politik Milenial Pada Pemilu 2024” yang disiarkan secara langsung di kanal Indopol Survey Channel di YouTube, Minggu (19/12).
Posisi kedua ditempati oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan raihan 11,22 persen. Sementara, posisi ketiga ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan perolehan 8,86 persen. Dalam survey tersebut pertanyaan yang digunakan semi terbuka terkait 23 nama, mayoritas generasi milenial dan Z mengenal Prabowo Subianto (92,52 persen), menyukainya 73,82 persen, dan memiliki elektabilitas 15,75 persen.
Generasi Z yang saat ini berusia antara 8 dan 23 tahun, atau yang disebut Generasi Z adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1997 hingga tahun 2000-an. Dilansir dari BBC, generasi Z adalah generasi yang masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi sehingga terkadang disebut sebagai i-gen diperkirakan memiliki pengaruh yang kuat bagi para elektabilitas capres dalam pemilu 2024.
Generasi ini pada Pemilu 2019 lebih memilih Kubu Prabowo-Sandiaga, walau perbandingannya sangat tipis dengan kubu Jokowi. Kelompok milenial membentuk lebih dari 40% dari jumlah total pemilih.
Data hasil survey Litbang Kompas menunjukkan dari seluruh pemilih Prabowo, sebanyak 13,5% adalah Generasi Z atau pemilih mula (17-22 tahun), 21,3% adalah milenial muda (22-30 tahun), sedangkan 23,7% adalah milenial dewasa (30-40 tahun).
Generasi Z Pada Pemilu Amerika misalnya berpengaruh dalam perubahan suara dukungan Simon Rosenberg, presiden NDN mengatakan bahwa “Saya telah melakukan analisis demografis tentang perubahan pemilih Amerika selama dua dekade,” (sebelumnya dikenal sebagai Jaringan Demokrat Baru) dan Institut Kebijakan Baru. “53% hingga 55% dari orang berusia 18 hingga 29 tahun yang terdaftar tampaknya telah memilih. Itu mungkin yang tertinggi yang pernah tercatat di era politik modern.”
“Baik Generasi Z maupun milenium adalah generasi pemilih,” kata Brent Cohen, direktur eksekutif Generation Progress. “Data awal mengatakan, pada kenyataannyapemilu AS antara Biden dan Trump, adalah pemilu dengan tingkat partisipasi anak muda tertinggi yang pernah kami lihat.”
Karlyn Bowman, dari American Enterprise Institute mengamati prilaku pemilih generasi z dan milineal dalam pemeilihan presiden Amerika memiliki opini tersendiri tentang generasi ini. Menurutnya “Pemilih Gen Z sangat antusias dengan pemilihan,”. “Sejumlah hal tampaknya mendorong tingkat partisipasi dan tingkat kegembiraan kaum muda tentang kampanye. Menurutnya kemenangan Biden pada pemilu Amerika sangat di pengaruh oleh generasi ini secara keseluruhan.
Untuk itu, penting bagi para kandidat untuk melakukan komunikas politik dengan pemilih Gen Z, untuk mempelajari mereka agar mengetahui kemanaarahpemilihan kaum muda pada pemilihan 2024 dan bagaimana mereka dapat memengaruhi pemilihan di masa depan.
Pemilu Yang Sulit
Pemilu 2024 memperkuat jalan sulit yang terbentang di depan bagi semua kandidat dalam upaya mereka untuk mempertahankan kendali terpadu dan memenangkan Pemilu, terutama jika jumlah calon lebih dari dua. Dan jika hal ini terjadi, maka pemilu bisa dipastikan akan berjalan dua putaran, dan ini dapat menguras tenaga dan biaya.
Kesulitan lain yang dihadapi para kandidat yang memiliki elektabilitas yang tinggi tersebut adalah perebutan nominasi calon presiden agar diusung oleh partai politik. Dari nama-nama populer tersebut hanya Prabowo Subianto yang hampir pasti menjadi capres dari partai Gerindra, dimana melalui para kadernya telah menyatakan bahwa Prabowo akan dicalon oleh Partai Gerindra.
Sedang dua calon lainnya seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo belum ada partai yang menyatakan secara resmi mendukungnya, meskipun kedua kandidat ini memiliki elektabilitas yang cukup tinggi.