Setiap Cobaan Datang Sebuah Proses Pendewasaan Diri |

Mengenal Sosok Pejuang Asal Kabupaten Muna La Ode Muhamad Idrus Effendy “Sitti Goldaria” Dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Bersyukurlah karena kita bisa menghirup udara bebas tanpa dentuman bom yang menakutkan. Leluasa bergerak meraih ilmu dan bekerja sesuai kemampuan dengan tidak ada tekanan dari pihak mana pun. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa ada orang-orang tangguh yang dulu mengupayakan agar kehidupan kita makmur seperti sekarang?. Siapakah dia kalau bukan pahlawan yang enggan menyerah bahkan rela menukarkan nyawanya demi sebuah pencapaian luar biasa. Merdeka. !!!!!

Masih banyak kalangan anak sekarang yg tidak mengenal salah seorang tokoh pejuang Asli Kabupaten Muna dalam peranya untuk Memperjuangkan dan mempertahankan kemedekaan yg telah diproklamirkan pada tanggal 17 agustus 1945. Melalui moment hari pahlawan ini sy akan menceritakan sedikit secara umum tentang perjuangan ” La Ode Idrus Effendy atau Sitti Goldaria” sebagai pahlawan di Kota Raha Kabupaten Muna sebagai tambahan pengetahuan sejarah khususnya kita sebagai masyarakat Muna.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”

Ir. Soekarno,

Perjuangan bangsa Indonesia ini tidak berhenti ketika proklamasi dikumandangkan tetapi perjuangan bangsa Indonesia berlangsung hingga masa era kemerdekaan. Perjuangan ini lebih berat dibandingkan sebelum kemerdekaan karena pada masa ini seluruh wilayah Republik Indonesia ingin dikuasai kembali oleh tentara NICA (Belanda), maka berlangsunglah perang mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan ini terjadi hampir seluruh wilayah Republik Indonesia meskipun waktu dan corak perlawanan berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama guna untuk menghilangkan penjajah ditanah air.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan keseluruh Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun, berita proklamsi kemerdekaan Republik Indonesia pada saat itu belum secara langsung diketahui oleh sebagian masyarakat didaerah-daerah kecil seperti didaerah Muna, karena Jepang menutupi berita proklamsi itu untuk diketahui secara luas oleh masyarakat. Berita proklamasi tersebut pertama kali diketahui kalangan pemuka masyarakat dari tokoh-tokoh pejuang yang mengadakan pergerakan didaerahnya masing-masing.

Para pejuang ini mengetahui berita proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui surat-surat kabar dan zender-zender radio gelap secara sembunyi-sembunyi kedaerah-daerah. Dengan demikian berita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Muna baru diketahui sekitar akhir bulan Agustus 1945 (Oba, 2005:129-130).

Pemuda Muna ketika mendengar berita kekalahan Jepang atas Sekutu dan proklamasi kemerdekaan Indonesia, mulai memperkirakan akan kembalinya kekuasaan pemerintah Belanda (NICA) di Indonesia termasuk di Muna. Perkiraan para tokoh pemuda pejuang karena melihat adanya usaha tentara Belanda yang pernah disekap oleh tentara Jepang mulai mempersenjatai sejumlah anggota tentara KNIL. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh La Ode Taeda Ahmad (salah seorang tokoh pemuda pejuang) menceritakan kepada La Ode Sabora “bahwa Jepang sudah kalah terhadap Sekutu dan tentara Belanda akan datang  kembali ke Indonesia (Tamburaka, 2004: 448).

Datangnya tentara Sekutu yang membonceng tentara NICA (Belanda) di Indonesia secara resmi 29 September 1945, para pemuda pejuang di Muna sudah mempersiapkan diri dan bertekad bulat membela dan mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia (Tamburaka, 2004: 448).

Berdasarkan sumber sejarah di Muna dapat diketahui bahwa Jepang mulai meninggalkan daerah Muna sekitar bulan November 1945 dan pemerintahannya diserahkan kepada La Ode Ipa yang saat itu menjabat sebagai Kepala Distrik Katobu. Para pemuda yang dipimpin oleh La Ode Muhamad Idrus Effendy (Putra La Ode Ipa) berhasil mendesak dan meyakinkan La Ode Ipa mengumumkan secara resmi kepada masyarakat bahwa Muna masuk bagian wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian untuk lebih membuktikan pernyataan tersebut maka beberapa hari kemudian langsung memimpin pengibaran bendera merah putih untuk pertama kali di Muna bertempat di Tampo yang disaksikan para pemuda dan sejumlah tokoh masyarakat Muna (Tamburaka, 2004:448-449).

Kembalinya kekuasaan kolonial Belanda di Muna mendapat perlawanan dari pemuda pejuang dan masyarakat Muna, para pemuda pejuang yang dipimpin La Ode Muhamad Idrus Effendy berinisiatif mendirikan organisasi perjuangan pemuda Muna yang diberi nama “Barisan Dua Puluh”. Organisasi Barisan Dua Puluh didirikan pada tanggal 27 Agustus 1945 yang menjadi pempinan adalah La Ode Muahamad Idrus Effendy, organisasi Barisan Dua Puluh di jadikan sebagai wadah perjuangan pemuda Muna untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Barisan Dua Puluh beranggotakan pemuda yang diambil dari empat unsur organisasi yang ada di Raha meliputi OPRI,PMI, PETA, Eks HEIHO.

Masing-masing unsur direkrut sebanyak lima orang, sehingga berjumlah 20 orang. Melalui Barisan Dua Puluh dan kelasykaran Batalyon Sadar, La Ode Muhamad Idrus Effendy bersama anggotanya berusaha untuk menentang tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh tentara NICA dengan mengadakan gerakan-gerakan infiltrasi atau penyusupan dan demonstrasi. Dalam melakukan perjuangan menentang tentara NICA (Belanda) La Ode Muhamad Idrus Effendy menggunakan nama samaran “Soneangka” dan “Siti Goldaria”. Penggunaan nama samaran tersebut dimaksudkan agar tidak dapat diketahui oleh tentara NICA (Belanda), sehingga La Ode Muhamad Idrus Efendy bebas bergerak didalam kota Raha (Hadara, dkk, 2007:66-68).

La Ode Idrus Effendy wafat pada tahun 1965 di Makassar pada usia kurang lebih 40 tahun.  Diakhir akhir masa hidup nya Beliu sempat aktif berkarir dalam perpolitikan sebagai pemimpin Harian ” Tanah Air” dan anggota B. P. H daerah tingkat 1 Sulawesi Selatan dan menutup usia nya sebagai anggota MPR wakil Sulawesi Tenggara.

Beliau di makamkan di Taman Makam Pahlawan TMP Panaikan Makassar. Wahai para pahlawanku yang kini telah terbaring di tanah bumi pertiwi ini

Yang kini telah tergeletak di lembah lembah

Yang kini telah bersemayam di kubur tak bernisan

Yang kini telah terbaring di dasar lautan

Terima kasih untuk semua jasamu pada negeri ini

Semoga kami dapat meneruskannya.

Untuk lebih jelasnya bisa baca skripsi salah seorang mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari bernama Salebaran mengenai perjuangan La Ode Idrus Effendy dalam mempertahankan Kemerdekaan 1945 – 1949

 

Sumber: sitedi.uho.ac.id

Share Article:

Leave a Reply


Notice: Undefined property: stdClass::$data in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 4894

Warning: Invalid argument supplied for foreach() in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 5567

Berita Terbaru

  • All Post
  • Autotekno
  • Beauty
  • Berita
  • Dunia
  • Ekonomi & Bisnis
  • Foto
  • Gaya Hidup
  • ILD
  • Konsultasi
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Photography
  • Redaksi
  • Sosok
  • Travel
  • Uncatagories
  • Warna
    •   Back
    • Politik
    • Hukum
    • Daerah
    • Pendidikan
    • Wawancara
    •   Back
    • Peluang Usaha
    • Entrepreneur
    •   Back
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Travelling & Kuliner
    •   Back
    • Motivasi
    • Inspirasi
    • Training & Seminar
    • Info Warga
    • Komunitas
Kenapa Rokok Diharamkan?

1.  Karena Allah Ta’ala berfirman: {وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ} [الأعراف: 157] Artinya: “Menghalalkan…

FAKTAREVIEW

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template

faktareview

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Semoga konten-konten faktareview.com yag hadirkan bisa dinikmati, bisa memenuhi kebutuhan informasi serta bisa ikut membangun kesadaran masyarakat  menuju masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Terimakasih Telah Berkunjung