بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
“Kita tau ini haram… tapi kenapa kita terkadang masih melakukannya? Itu tandanya ilmu kita baru sampai di kepala, belum masuk ke dalam hati.”
Syaikh Sholih Al-‘Ushoimi hafizhahullah menyampaikan :
“Bersihkan wadah ilmu, yaitu hati. Karena sesuai kadar sucinya hati, sebesar itupula kadar ilmu yang akan masuk kepadanya. Jika semakin bertambah sucinya hati, maka akan semakin bertambah penerimaannya terhadap ilmu.
Siapa yang ingin meraih ilmu, maka perindahlah batinnya, sucikanlah hatinya dari segala najis.”
(Lihat : Khulashoh Ta’dhimil ilmi, hal 9)
Beliau mengutip ungkapan yang sangat indah:
فالعلم جوهر لطيف لا يصلح الا للقلب النظيف
“Ilmu adalah permata mulia. Tidak akan cocok bertempat kecuali di hati yang bersih.”
Maka tolak ukur ilmu sebenarnya bukan kecerdasan,
Bukan cepat lambatnya menghafal,
Bukan banyak sedikitnya hafalan.
Bukan itu tolak ukur ilmu. Tapi ilmu diukur dari keindahan hati. Sudahkah hatinya terhiasi oleh cinta dan penghormatan kepada Allah dan Rasul-Nya..?
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ۖ وَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
..wa qur robbi zidnii ‘ilmaa
“Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.””
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 114)
۞ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ ْعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ ۞
Sember : Medsos