﷽السلام عليكم ورحمةﷲوبرکاته
“Sungguh tragis nasib penggemar ghibah. dia berikan sesuatu yang paling mahal di Akhirat (pahala amal kebaikannya), kepada orang yang dia benci.” (Ustadz Aris Munandar)
Karena setiap gunjingan, fitnahan, yang kita lakukan sama saja seperti kita memberikan pahala kita kepada orang-orang yang kita ghibahi.
Sehingga tanpa sadar pahala dari amalan-amalan yang kita perbuat selama ini akan habis sedikit demi sedikit karena pahala tersebut telah kita berikan pada orang yang kita ghibahi.
Rasulullah ﷺ bersabda :
“Siapa yang pernah berbuat kedzaliman terhadap saudaranya baik menyangkut kehormatan saudaranya atau perkara-perkara lainnya, maka hendaklah ia meminta kehalalan dari saudaranya tersebut pada hari ini (di dunia) sebelum tidak ada lagi dinar dan tidak pula dirham (untuk menebus kesalahan yang dilakukan, yakni pada hari kiamat). Bila ia memiliki amal shalih diambillah amal tersebut darinya sesuai kadar kedzalimannya (untuk diberikan kepada orang yang didzaliminya sebagai tebusan/pengganti kedzaliman yang pernah dilakukannya). Namun bila ia tidak memiliki kebaikan maka diambillah kejelekan orang yang pernah didzaliminya lalu dipikulkan kepadanya.” (HR. Bukhari 2449)
Dari itu tidak perlu membalas ghibahan orang-orang terhadap kita. Karena jika kita membalas perbuatan orang-orang yang mengghibahi, bukan pahala yang di dapat melainkan hanya akan memperburuk keadaan.
Untuk itulah kita harus tetap tenang dan sabar demi kebaikan yang banyak, bukan untuk saat ini melainkan ketika kita berada di akhirat. dengan hal tersebut, akan mendapatkan hasil yang baik semata-mata untuk mendapatkan pahala dan ridha dari Allah. Sikap yang baik akan menghasilkan hal yang baik juga.
Bukankah seharusnya kita merasa bersyukur ketika sedang didzalami oleh orang lain? Karena dengan hal tersebut membuat kita dengan mudahnya menghapus sedikit demi sedikit dosa-dosa yang tidak ketahui tanpa sadar.
Sehingga seiring berjalannya waktu dosa-dosa kita akan berkurang jumlahnya, bahkan dosa-dosa kita bisa berpindah kepada orang yang mengghibahi.
Maka dari itu, cegahlah diri kita untuk tidak membicarakan aib atau hal-hal buruk orang lain. Karena, akan menghilangkan pahala-pahala yang telah kita dapatkan. Apabila terlanjur dalam melakukan ghibah, maka segeralah bertaubat kepada Allah dan segeralah minta maaf pada orang yang di ghibahi.
Wallahu waliyyut taufiq.
Airiya Rahmadhani