Perseteruan rumah tangga sering tak terelekan dalam hidup perkawinan. Macam-macam pertengkaran, ada yang sekedar perseturuan biasa, penyebab orang ketiga, karena masalah ekonomi yang bisa menimbulkan nestapa terutama bagi Sang Ibu dan anak.
Setidaknya seperti inilah kisah rumah-tangga pasangan Dini Anggraini dan Mikar Julpikar alias Bebet. Pasangan ini sudah dianugerahi 1 orang putra (S) dan 2 orang putri (R) dan (N). Perseteruan ini mulai berpuncak saat Mikar diketahuni memiliki kekasih baru, Siti Fatimah.
Sejak pertengahan November, Mikar pergi dari rumah dan tidak pernah kembali lagi. Dini dengan segala cara berusaha mengubungi suaminya lewat komunikasi lewat sosial media, untuk meminta nafkah untuk kebutuhan hidup anak-anaknya dan biaya pengobatan putrinya N yang menderita penyakit Hydrocheplaus (Kepala membesar) sejak lahir yang sampai saat ini masih membutuhkan perawatan intensif dan obat-obatan untuk kesembuhannya.
Sejak meninggalkan Dini dan anaknya, Mikar tak pernah bisa dikontak lagi. Dini yang terus mencari tahu suaminya dan berusaha terus berkomunikasi, malah kemudian akhirnya mendapat respon. Sayangnya bukan dari Mikar tapi dari Siti Fatimah yang adalah kekasih suaminya. Fatimah bahkan meneror korban dengan menggunakan nomor WA Mikar.
Menurut Dini, berkali-kali ia berusaha menghubungi suaminya (Mikar) tapi dihalang-halangi Fatimah. Padahal dia berusaha meminta uang untuk biaya pengobatan dan biaya makan buat anak-anaknya. Tapi terkesan Mikar selalu menghindar dan tidak mau ditemui. Bahkan Fatimah secara sengit mengirim pesan via WA bahwa dia akan meladeni Dini secara fisik (berkelahi) apabila Dini masih mau berusaha menemui Mikar.
Dini terus berusaha berkomunikasi, memohon agar suaminya pulang dan melihat anak-anak dan memperhatikan pengobatan si kecil. Dini sendiri tidak bekerja dan hidup di kontarakan. Namun Fatimah mengirim pesan bahwa si Mikar hanya mau mengurus N dan Dini yang mengurus Rafa. Tapi syaratnya Fatimah yang mengambil N untuk dibawa ke Mikar karena Dini dituduh tidak jujur buat biaya pengobatan N.
Itimidasi terhadap Dini tidak hanya berhenti sampai di situ. Bahkan adik Mikar, bahkan ikut menuduh Dini hanya ingin duit saja dan selalu memeras Mikar. Berbagai ancaman, makian dan intimidasi pun berkali-kali dialamatkan ke Dini, menuduh Dini pelakor, mengancam membakar rumah Dini dan membawa polisi untuk menangkap Dini.
Pihak Dini mengaku bahwa dampak dari perseteruan mengakibatkan Dini mengalami tekanan mental serta trauma parah serta, takut bertemu dan berbicara dengan orang asing. Dini bahkan merasa ketakutan serta terganggu atas telepon terus-menerus dari Fatimah. Apabila Dini tidak menangkat telepon tersebut, pelaku akan terus menerus menelpon korban sampai diangkat, sehingga korban menjadi risih dan tidak nyaman.
Pada Senin, (03/01/22) Dini bersama Kuasa Hukum dari LBH AKSIYASA melaporkan Fatimah ke Polres Bekasi. Pengacara Dini berpendapat aksi intimidasi yang dilakukan Fatimah via Messenger, WhatsApp (WA) Voice Note ini dapat melanggar Pasal 29 UU No. 11/ 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang menyatakan “Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang di tujukan secara pribadi, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 750.000.000,00 (Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)”.
Hingga saat ini Yudi Wahyudhi,S.H, bersama partnersnya dari LBH AKSIYASA berusaha mendampingi Dini secara intensif karena kondisi mentalnya dan membantu Dini untuk mengurus keperluan pengobatan dan perawatan Nadira.
Beberapa Pesan Yang Diterima Dini
Beberapa rekaman pembicaraan yang dikirim pihak Fatimah ke Dini seperti terekam di bawa ini berhasil dihimpun pihak Dini:
– Lu jangan suka macem-macem sama gw ya, sekalinya gw marah abis lu sama gw, gw nggak takut sama lu, gw polisi gua bawa polisi modarin lu di depan polisi juga berani gw, gw beli pala lu sama gw lu’
‘Nggak usah banyak bacot sama gw mah lu Anjing, gw datengin sendiri juga gw berani’
Kalau lu masih pengen hidup jangan macem-macem sama gw Anjing
– Lu jangan suka macem-macem sama gw ya, sekalinya gw marah abis lu sama gw, gw nggak takut sama lu, gw polisi gua bawa polisi modarin lu di depan polisi juga berani gw, gw beli pala lu sama gw lu’
– Gw pulang dari Cikampek liat, Gw bakar rumah lu liatin, awas kalau lu ngumpet atau apa, gw ngk takut sama bapak lu sama saudara-saudara lu…gw layanin, gw ladenin depan mereka semua sangka gw takut meren sama lu, Tanya di sini gw siapa’
– ‘Sok lu mau berlindung di mana sok… mau berlindung di mana lu sok sekarang, gw bawa polisi ke rumah lu juga bisa, gw hantem di situ di depan polisi juga bisa gw, gw beli pala lu Din, denger omongan gw Anjing, jangan suka ngebangunin macan yang lagi tidur
– Lihat nanti jahatnya gw gimana ke elu