Sebelas tahun yang lalu Pray menulis masalah spionase China yang berhasil menembus sistem keamanan obyek vital AS. Karena operasi intelijen selalu ada, rasanya artikel ini masih valid untuk dicermati oleh pemegang amanah di Indonesia. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Spionase (pengintaian, kegiatan memata-matai berasal dari bahasa Perancis espionnage), yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan baik oleh sebuah badan atau organisasi rahasia/intelijen terhadap pemilik syah dari informasi tersebut. Spionase merupakan bagian dari upaya institusional sebuah badan intelijen dalam memata-matai musuh potensial atau aktual, terutama untuk tujuan militer.
Pada umumnya spionase mencari informasi intelijen tentang kekuatan, kemampuan, kerawanan dan niat lawan. Pada perkembangannya spionase juga dilakukan dalam bidang-bidang intelijen yang menyangkut sembilan komponen intelijen strategis, dimana militer dan pertahanan hanya salah satu diantara sembilan komponen tersebut.
Dalam melakukan kegiatan spionase, pelaku yang disebut sebagai mata-mata, agen intelijen atau agen rahasia adalah mereka yang mendapat tugas atau ditugasi unutk melakukan infiltrasi ke target setelah si agen mendapatkan akses. Pada umumnya informasi rahasia mereka dapatkan dengan cara membina seseorang yang memiliki akses pada sasaran yang dijadikan terget. Umumnya mereka yang dibina kemudian dibayar dengan uang atau dilakukan penekanan psikologis terhadap kerawanannya.
David Wise penulis dan sejarawan intelijen dan spionase pada bukunya yang paling terakhir berjudul “Perangkap Macan, Rahasia Spy Amerika Perang dengan China,” menuliskan bahwa pada tahun 1995, seorang pria setengah baya warga Tionghoa masuk ke sebuah stasiun CIA di Asia Tenggara dan menawarkan sebuah dokumen rahasia China. File tersebut berisi informasi yang sangat rahasia tentang design W-88 hulu ledak rudal nuklir yang ditempatkan pada kapal selam US Navy berpeluru kendali nuklir Trident.
Hulu ledak nuklir kecil W-88 dibangun AS selama beberapa dekade, sementara China hampir putus asa karena selalu gagal untuk menemukan cara bagaimana membangun miniatur hulu ledak itu sendiri. Yang dilakukan Intelijen China kemudian menyusup melakukan spionase ke AS. Keberhasilan China dalam mendapatkan desain rahasia W-88 adalah contoh yang paling dramatis dari sebuah fakta bahwa badan kontra intelijen Amerika Serikat terlambat melakukan counter spionase. Hal ini membuktikan bahwa China telah demikian berhasil melakukan kegiatan spionase kelas dunia, dan dianggap mampu menyaingi CIA.
Pada bulan Januari 2011, ketika Menhan AS Robert M. Gates, berkunjung ke China, Beijing meluncurkan sebuah prototipe pesawat jet tempur siluman J-20. Dari beberapa informasi yang beredar termasuk foto-foto yang beredar, menunjukkan bahwa China kini mempunyai pesawat terbang tempur siluman. Pesawat yang mampu menyembunyikan diri dari intersepsi radar dan rudal lawan. Pesawat J-20 desainnya sangat mirip dengan pesawat siluman AS, F-22 Raptor, hanya ukurannya lebih besar, sehingga diperkirakan mampu membawa persenjataan yang lebih banyak dibandingkan F-22. Para analis intelijen mengatakan bahwa China telah berusaha untuk mendapatkan teknologi tersebut dengan cara sembunyi-sembunyi selama bertahun-tahun.
Spionase Badan Intelijen China menembus AS
Pada bulan Januari 2011, seorang insinyur yang bekerja pada proyek pembuatan pesawat pembom siluman B-2 untuk Northrop Grumman telah ditangkap, diadili dan dijatuhi hukuman 32 tahun penjara karena membocorkan rahasia ke China. Dia mendapat bayaran US $ 100.000, untuk membantu merancang stealth exhaust system untuk pembuatan rudal jelajah China agar sulit dideteksi dan dihancurkan. Dalam hal ini China sangat khawatir dengan rudal anti rudal AS, Patriot. Tanpa teknologi stealth pada rudal jelajahnya, maka setiap rudal Cina diluncurkan untuk melakukan serangan akan dapat di tindas dan dihancurkan oleh rudal Patriot yang telah terbukti sangat ampuh.
Pada bulan Agustus 2011, pejabat intelijen AS mengatakan bahwa Pakistan telah mengizinkan agen intelijen dan ahli teknologi pesawat dari China untuk memeriksa sisa-sisa helikopter Black Hawk yang jatuh saat dilakukannya operasi penyergapan tokoh Al-Qaeda, Osama bin Laden. Meskipun Pakistan dan China membantah laporan tersebut, diketahui bahwa China sangat berminat untuk meneliti bagian ekor helikopter tersebut. Bagian dari pesawat yang tersisa setelah jatuh sesuai SOP telah dihancurkan oleh tim Navy Seal. China sangat berminat mempelajari lebih rinci rahasia teknologi stealth Amerika pada heli tersebut.
Seperti yang dituliskan oleh David Wise pada artikelnya “China’s Spies Are Catching Up,” bahwa agen kontraintelijen Washington, terbiasa dan lebih fokus dengan parameter perang dingin dan pertempuran melawan Al Qaeda. Kini mereka harus memikirkan kembali prioritas dan mengalihkan fokus mereka, sumber daya dan energi untuk melawan mata-mata ke arah timur yaitu China.
Nampaknya memang perkembangan China telah menjadi perhatian pemerintahan Presiden Obama, sehingga strategi membangun pangkalan Marinir di tempat teman (Australia) menjadi sebuah keharusan. Kita menjadi makin yakin bahwa AS menjadi semakin hati-hati dan waspada dengan ulah perkembangan China, yang dahulu anak macan, suatu saat akan bisa menjadi macan besar dan super, bisa menggigit siapapun, termasuk AS.
Persaingan China dan AS pada masa mendatang penulis perkirakan akan terjadi di Laut China Selatan, dimana China merasa terus dijepit oleh AS dan sekutunya. Disamping itu kasus Taiwan tetap menjadi duri dalam daging bagi China. Disinilah kita sebagai bangsa yang berdaulat sebaiknya terus mengikuti perkembangan politik dan militer pertahanan kawasan agar Indonesia tidak terkena unsur pendadakan. Kalaupun ‘the worst condition’ terjadi, kita mampu memosisikan diri dengan perhitungan matang dalam menghadapi krisis kawasan yang melibatkan dua raksasa dunia.
Apa pelajaran yang dapat dipetik dari informasi intelijen diatas? Bagi pejabat serta mereka yang bekerja di tempat tugas yang sensitif, menyangkut rahasia negara harus terus waspada terhadap kemungkinan upaya spionase dari agen rahasia negara lain. Walaupun kini semua alat komunikasi, tidak terkecuali dengan mudah disadap, upaya spionase dengan cara pendekatan personal tetap merupakan cara yang sangat disukai seorang agen rahasia.
Perlu diingat bahwa semakin tinggi seseorang menduduki jabatan, maka dia akan menjadi target penting dari sebuah kegiatan spionase. Yg agak mengkhawatirkan, dari beberapa kasus pengungkapan korupsi, kerawanan umum dari pejabat adalah kurang kuatnya mental dalam menghadapi pengaruh harta dan benda. Semoga saja tidak demikian. Marsda TNU (Pur) Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )