Penulis : Marsda Pur Prayitno W. Ramelan, Pengamat Intelijen
Dalam abstrak terpikir merancang artikel serangan Rusia ke Ukraina. Kelebihan Putin, serangan tidak terduga dilaksanakan Kamis (24/2) pagi serentak setelah pswt drone USAF (Global Hawk) meninggalkan wilayah Ukraina.
Putin menggelar kekuatan tempur terutama dari udara dan darat, melumpuhkan kekuatan udara penyerang dan sistim Hanud Ukraina. Mengapa Putin nekat? Dia sdh menghitung bahwa AS dan negara2 NATO tdk bisa menggelar aksi militer membela Ukraina dan menyerang Rusia, krn Ukraina blm menjadi anggota NATO. Bila AS menggunakan pengaruhnya di PBB, Putin akan mem-veto.
Presiden AS Joe Biden, menyebut : President Vladimir Putin had “chosen a premeditated war”. Artinya AS sdh tahu bahwa Rusia akan menyerang Ukraina dgn perang yg telah direncanakan, tetapi AS tidak bisa segera membantu dgn kekuatan militer, hanya memberikan sanksi ekonomi penuh. Bagi AS kasus ini bukan ancaman langsung keamanan nasionalnya, bahkan bisa menjadi isu positif bagi Presiden Biden.
Demikian juga dlm kondisi awal saat ini, sekutu2 AS di Uni Eropa dan belahan dunia lainnya hanya dapat memberi sanksi ekonomi. Belum ada dasar pengerahan militer. Negara-negara pemberi sanksi sadar bahwa efek sanksi tersebut selain jelas memukul Rusia juga mengimbas para pemberi sanksi dan perekonomian dunia.
Putin sudah menghitung semuanya, dan melindungi diri menyatakan tdk akan menduduki Ukraina, hanya menyebut operasi khusus melumpuhkan militer Ukraina utk melindungi dua wilayah Ukraina yg berontak dan sudah menyatakan kemerdekaan.
Skr banyak pihak yg menyerang Rusia, tapi pemikiran strategis pertahanan, kl ancaman militer Ukraina yg menyerang dua wilayahnya di sisi Timur yang telah memproklamirkan kemerdekaan (Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk) dapat dinetralisir Rusia, maka Rusia berhasil membuat barrier tambahan spt Belarus dan Crimea.
Kesimpulan sementara, ulah berbahaya dan nekat dari Putin dilandasi kepentingan nasionalnya, bila Ukraina bergabung dgn NATO maka musuh berbahaya sdh di sangat dekat di perbatasan. Operasi khusus tersebut dapat dinilai sebagai ‘shock theraphy’ pihak Rusia. Penyelesaian kasus, kemungkinan Rusia akan menarik pasukannya sesuai keinginan PBB. Keputusan ofensif diubah menjadi defensif.
Bagi Indonesia sebaiknya hati2 dlm bersikap, AS sdh kesal dan marah, Rusia nekat, jangan sampai terkena imbasnya. Sementara itu ada kasus geopolitik kawasan yg rawan di Asia Tenggara antara AS versus Chins. Pemikiran prediksi intelstrat ke depan, bagaimana sikap Indonesia bila juga terjadi China Tiongkok menginvasi Taiwan?
Sebagai penutup sementara, sebuah UUK apakah Putin sdh menghitung bahwa Ukraina setelah Uni Soviet pecah menjadi negara yg memiliki peluru kendali nuklir selain Rusia. Kalau kepepet, nuklir bisa menjadi bargaining ancaman, mundur atau sy luncurkan!.
Dari persepsi intelijen, sikon saat ini sangat rawan berbahaya. Kerusakan yg terjadi bukan fisik belaka, selain Rusia mengalami tekanan bidang ekonomi yg berat, perekonomi dunia akibat pandemi akan terdampak lebih berat akibat ulah Putin tersebut.
Semuanya akan kembali ke kalkulasi bahwa yg abadi adalah kepentingan nasional sebuah negara. Inilah kunci dasar berfikir para pemegang amanah di Indonesia dlm menyikapi sikon konfik Rusia-Ukraina. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier.