Baru saja kita mendapat kabar bahwa Donald Trump memenangi pemilihan presiden di Amerika Serikat
Sebagaimana kita ketahui, Donald Trump merupakan kandidat presiden yang sebagian donasi kampanyenya adalah dari pabrikan senjata (Lockhead Martin, Northrop Grumman, dan Raytheon).
Di Amerika Serikat, donasi untuk pemilihan presiden itu dilakukan terbuka dan tidak dilakukan dengan tertutup seperti di Indonesia. Kita dengan mudah bisa melihat mana perusahaan atau pihak yang mendukung para kandidat presiden.
Di mana salah satu dampak hal diatas adalah akan ada kepentingan di belakang Trump untuk terus mendukung situasi yang “tense” pada area2 konflik dengan senjata.
Semisal pada beberapa wilayah di Timur tengah dan Eropa tengah serta mungkin juga di asia timur.
Yang artinya sitasi perdamaian kemungkinan besar sulit akan terjadi di masa pemerintahan dirinya.
Pabrikan senjata sangat senang dengan situasi “tense” dibanyak negera. Karena artinya barang dagangan persenjataan mereka cenderung akan “laku keras”.
Di sisi lain kemenangan Trump juga berdampak pada potensi kenaikan inflasi yang cukup tinggi.
Mengingat sifat Trump yang cenderung dianggap ultranasionalis yang berdampak pada kebijakan2nya memproteksi negaranya dari barang-barang Cina.
Ia berencana mengenakan bea masuk impor sebesar 60% untuk semua barang Cina serta 20% untuk semua barang non Cina.
Dampak lainnya adalah kebijakan2 Trump akan menguatkan nilai mata uangnya. Sehingga kekuatan mata uang Indonesia akan semakin melemah.
Sementara Indonesia merupakan negara yang banyak melakukan importasi pada banyak barang kebutuhan termasuk komoditi serta bahan makanan. Di mana seluruh transaksi masih menggunakan dollar amerika.
Sehingga dampaknya adalah akan adanya kenaikan harga makanan dan komoditi di Indonesia karena selisih kurs.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah kebijakan pemerintah Trump yang cenderung menaikkan suku bunga, sehingga arus modal akan banyak keluar dari Indonesia menuju ke pasar Amerika Serikat.
Sebagaimana kita ketahui investor cenderung mengalirkan modalnya ke tempat di mana hasilnya lebih tinggi.
Hal yang sama akan terjadi dengan pasar saham karena pemerintahan Trump cenderung menguatkan pasar saham di negaranya, sehingga arus modal para investor saham akan cenderung banyak keluar dari Indonesia menuju ke Amerika.
KESIMPULAN:
Situasi dunia dalam lima tahun ke depan kemungkinan akan tetap seperti hari ini, atau bahkan lebih tidak baik, yaitu banyak ketegangan, serta keadaan ekonomi di Indonesia yang kurang baik. Karena banyaknya barang impor yang semakin mahal.
Apalagi ditambah adanya kemungkinan kenaikan beberapa pungutan pajak yang akan ditetapkan pemerintah Indonesia. Hal ini tentunya lebih menambah tekanan kepada masyarakat.
Belum lagi masa transisi dari pemerintahan lama kepada pemerintahan baru masih memerlukan paling tidak waktu satu tahun untuk memberikan dampak positif pada keadaan ekonomi masyarakat secara luas.
Atas berbagai variabel di atas maka saya pribadi menilai potensi keadaan ekonomi yang tidak baik ini akan bisa berlangsung paling tidak dua sampai tiga tahun ke depan.
Atau bisa jadi lebih lama…Wal’iyadzubillah.
Well… siap2 saja kita.
Jalan yang kita akan lalui semakin lama semakin tidak mulus. Sepertinya akan ada beberapa guncangan pada keadaan ekonomi di depan. Penuh dinamika.
Bagaimana sikap terbaik kita?
Tetap terus berusaha, berikhtiar sekuat mungkin. Tidak sekedar bekerja keras namun juga bekerja cerdas.
Tidak hanya rajin menabung namun juga rajin berinvestasi dan terus menerus mengembangkan kreativitas serta kemampuan diri.
Jaga cash. Dan jaga arus kas.
“Cash is King. And Cashflow is Kingkong”
Terus cerdas memilih investasi serta selalu waspada terhadap penipuan pada investasi.
Dan tentunya disisi lain wajib bagi kita untuk terus memohon bantuan tiada henti kepada Allah Ta’ala.
Agar kita dikuatkan pada perjalanan kita mencari nafkah dan meluaskan peranan kita pada jalan dakwah. Agar kita terus terjada dalam keadaan cukup.
Semoga Allah Ta’ala kuatkan kita semua. Aamiin ya mujibassailin. Barakallah fiikum.
@dewopakde
Komunitas Pengusaha Muslim
