Ada sebuah kisah, ketika seorang suami menangis kepada sahabatnya.
Sahabatnya itu pun bertanya, “Kenapa kau menangis tersedu-sedu seperti ini?”
Sang suami menjawab, “Istriku sedang sakit demam”.
Sahabatnya bertanya lagi, “Sebegitu cintanyakah kau? Sehingga istri sakit demam saja sampai menangis sangat dlm seperti ini?
Sang suami menjawab, “Kau tahu siapa istriku?”
Lalu sang suami menceritakan pada sahabatnya, Aku ini miskin, tdk punya pekerjaan tetap & setiap hari keluargaku hanya makan dengan kacang, itu pun jika aku pulang. Jika aku tak pulang karena blm mendapat apa “untuk dimakan paling istriku hanya minum air atau berpuasa.
Suatu hari keluarga mertuaku mengundang kami untuk berkunjung ke rumahnya, kebetulan istriku berasal dari keluarga kaya.
Saat aku duduk berkumpul bersama mertuaku & keluarga yang lain di meja makan dengan hidangan yang mewah, aku tidak menemukan istriku. Lalu aku bertanya kepada ibu mertuaku,
“Dimanakah dia ibu?”. Ibu mertuaku menjawab, “Istrimu sedang di dapur, dia mencari kacang…..Katanya dia sudah bosan dengan hidangan lauk & daging, sehingga dia sangat ingin makan kacang”
Ketika mendengar itu ayah mertuaku langsung memelukku sambil berkata,… “Terima kasih menantuku kau telah mencukupi nafkah anakku dngn baik, sampai “dia bosan makan daging & malah ingin mencoba makan kacang.”
Saat itu dadaku tersesak, menahan tangis. Lalu saat pulang ke rumah kami, aku tak bisa lagi menahan tangis, sambil ku peluk erat istriku …
“Betapa engkau sangat menjaga kehormatanku di hadapan orang lain wahai istriku walau pun itu orang tuamu sendiri, sedangkan aku tahu setiap hari kau hidup kekurangan disini, bahkan sampai tdk makan sama sekali.”
Istriku hanya menjawab, “Aku berkewajiban menjaga kehormatanmu, Karena istri adalah pakaian suami & suami adalah pakaian istri. Karena itu istri adalah kehormatan suaminya, begitu juga pun sebaliknya suami adalah kehormatan bagi isterinya”.