Setiap Cobaan Datang Sebuah Proses Pendewasaan Diri |

‘ Serenity ‘

Bila  kita  melakukan  sesuatu  yang  bisa  mè-menderitakan  orang  lain , maka  derita  itu  akan  memantul  kepada  kita ، baik  cepat  atau  lambat , dengan  cara  yang  tidak  kita  duga.

Di  antara  ikhtiar  cepat  melangitkan  do’a  dan  harapan  untuk  di  ijabah  adalah  membersamainya  dengan  kemurahan  hati  dan  gemar  menolong  kepada  sesama.

Hidup  manusia  sehari-hari  akan  terus  bergelut  dengan  persoalan  mendasar  yang  sama  seperti  itu , hanya  berbeda-beda  saja  bentuk  dan  isinya  dari  waktu  ke  waktu.

Kita  semua  ingin  hidup  tenang  dan  nyaman  hanya  saja  kriteria  tenang  dan  nyaman , senang  dan  bahagia , itu  selalu  didasarkan  pada  asumsi  kita  atau  bahkan  ego  kita, sehingga  ketika  yang  dianggap  baik  dan  bikin  tenang  itu  tidak  tercapai , yang  muncul  justru  keluhan , protes  diam-diam  karena  tidak  berani  frontal  protes  pada  Tuhan  yang  menentukan  takdir  karena  takut  dosa.

Bagaimana  solusinya ?  Sayangnya , tidak  ada  formula  yang  pasti  seperti  rumus  matematika  untuk  persoalan  hidup.

Itu  sebabnya , dikatakan  kita  sebenarnya  berada  di  medan  ‘jihad  akbar’  dari  waktu  ke  waktu.

Tetapi  bekal  dasarnya  adalah  sama ,  bagaimana  agar  perjuangan  ini  selalu  diarahkan  dan  difokuskan  pada  upaya  hati  mengenali  dirinya  sendiri ,  sehingga  kenal  Tuhan  dengan  lebih  dekat , supaya  hati , bukan  hanya  pikiran , tahu  dan  yakin  sekali  (haqqul  yaqin)  bahwa   Allah  itu  bisa  mewujudkan  sesuatu  hal  yang  tidak  memungkinkan  menurut  kita  dengan  cara  yang  lebih  tidak  mungkin  menurut  pandangan  kita.

Modal  dasar  awal  perjuangan  batin  semacam  ini  semuanya  tentu  sudah  tahu . do’a , memohon  ampunan  dan  pengakuan  yang  terus-menerus  .

Walau  bisa  jadi  sekarang  kita  masih  naik-turun  bergejolak  dalam  hati , kita  idealnya  tidak  putus  asa.

Mungkin  gejolak  yang  meresahkan  itu  adalah  cara  Tuhan  agar  kita  belajar  mengalihkan  harapan  pada  diri  sendiri  dan  pada  manusia , ke  harapan  kepada-Nya  semata.

Ada  redaksi  do’a  yang  bagus , yang  barangkali  bisa  kita  renungkan  dan  syukur-syukur  amalkan.

Do’a  ini  pada  dasarnya  bertujuan  untuk  “mendidik  hati”  agar  sadar  secara  rohani . Kesadaran  rohani  inilah  landasan  dari  semua  bentuk  ketenangan.

Dan , bagi  manusia  biasa  seperti  kita , mungkin  butuh  ada  latihan  dan  perjuangan.

Dan  sebenarnya , mau  berjuang  atau  tidak  untuk  menyadarkan  hati , semua  manusia  suatu  saat  pasti  harus  menerima  kenyataan  bahwa  hidup  kita  pada  hakikatnya  bukan  dalam  kendali  diri  kita.

Kalau  kesadaran  ini  sudah  menembus  sampai  ke  dalam  qalbu , secara  teori  hati  akan  tenang  dengan  sendirinya.

Kalau  belum  sampai  seperti  itu , maka  itu  tanda  pengetahuan  kita  soal  kerelaan  menerima  takdir  sangat  mungkin  masih  sebatas  pengetahuan  ilmu  dan  pikiran , bukan  pengetahuan  hati.

Tetapi  walau  baru  sampai  ke  pengetahuan  ilmu  dan  pikiran , itu  jauh  lebih  baik  daripada  tidak  sama  sekali , agar  kita  setidaknya  bisa  sedikit   lebih  bersyukur  dan  kegelisahan  bisa  diredakan  walau  mungkin  cuma  sebentar-sebentar.

Bagaimanapun , semua  butuh  proses , dan  Allah  tahu  proses  mana  yang  terbaik  buat  kita.

Do’a  yang  saya  maksud , dan  bagus  untuk  menjadi  renungan  setiap  malam , atau  seusai  salat , adalah  ini:

Maafkan  aku  ya  Allah  atas  tangisan-tangisanku  di  berbagai  malam , atas  ketidaksabaranku  menjalani  kehidupan  ini , ampunilah  aku  dengan  takdir-takdir  terbaik-Mu  dan  jadikan  dalam  hatiku  rasa  sadar  dan  menerima  bahwa  semua  yang  terjadi  padaku  adalah  Qada  dan  Qadar-Mu  duh  wahai  Tuhanku  ampuni  aku.

 

è m b u n   b è n i n g

Sajak Islam/Moch Anshary

Share Article:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Notice: Undefined property: stdClass::$data in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 4894

Warning: Invalid argument supplied for foreach() in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 5567

Berita Terbaru

  • All Post
  • Autotekno
  • Beauty
  • Berita
  • Dunia
  • Ekonomi & Bisnis
  • Foto
  • Gaya Hidup
  • ILD
  • Konsultasi
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Photography
  • Redaksi
  • Sosok
  • Travel
  • Uncatagories
  • Warna
    •   Back
    • Politik
    • Hukum
    • Daerah
    • Pendidikan
    • Wawancara
    •   Back
    • Peluang Usaha
    • Entrepreneur
    •   Back
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Travelling & Kuliner
    •   Back
    • Motivasi
    • Inspirasi
    • Training & Seminar
    • Info Warga
    • Komunitas

FAKTAREVIEW

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template

faktareview

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Semoga konten-konten faktareview.com yag hadirkan bisa dinikmati, bisa memenuhi kebutuhan informasi serta bisa ikut membangun kesadaran masyarakat  menuju masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Terimakasih Telah Berkunjung