ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ
Sholatku Kebutuhanku
“Pengaruh shalat tidak berhenti pada batas pribadi, tetapi shalat itu sebagaimana disebutkan sifatnya oleh Islam dengan berbagai aktifitasnya yang zhahir dan hakikatnya yang bersifat bathin merupakan minhaj yang kamil (sempurna) untuk mentarbiyah ummat yang sempurna pula.
(Imam Asy-syahid Hassan Al Banna)
Shalat bukanlah hal asing untuk dilakukan tapi masih banyak di antara kita yang sering mengabaikannya dan tak sedikit pula yang mengerjakannya dengan tidak menghadirkan hati di setiap gerakan serta bacaan shalat,
Al-Qur’an juga menganggap bahwa menelantarkan (mengabaikan) shalat itu termasuk sifat-sifat masyarakat yang tersesat dan menyimpang.
Adapun terus menerus mengabaikan shalat dan menghina keberadaannya, maka itu termasuk ciri-ciri masyarakat kafir.
{خَلَفَ مِنْ بَعْدِهم خَلْفٌ}
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek). (Maryam: 59)
Yakni generasi yang buruk sesudah mereka.
{أَضَاعُوا الصَّلاةَ}
yang menyia-nyiakan shalat. (Maryam: 59)
Ketika kita mencoba memahami dan mencerdasi makna ibadah shalat, Ibnu Umar r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Bangunan Islam ditegakkan di atas lima tiang: 1) Bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci
Tidak heran jika AlQur’an telah menjadikan shalat itu sebagai pembukaan sifat-sifat orang yang beriman yang akan memperoleh kebahagiaan dan sekaligus menjadi penutup.
{قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ}
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Al Mu’minun: 1)
Yakni sungguh telah beruntung, berbahagia, dan beroleh keberhasilan mereka yang beriman lagi mempunyai ciri khas
{الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ}
(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya. (Al Mu’minun: 2)
Semoga ini menjadi renungan motivasi untuk lebih menggiatkan dalam menegakkan ke-Fardhuan Shalat.
Sebaik-baik karunia adalah akal, dan seburuk-buruk musibah adalah kebodohan.
Ya Allah..
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Ya Tuhan kami terimalah (amalan) daripada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui Aamiin..
Sumber Doa:
Al-Baqarah 127
Wassallam,
Barakallahu fiikum