Menurut The American Psychiatric Association, pengidap Psikopat Narsistik jauh berbeda dari karakter individu yang memiliki harga diri tinggi dan bernurani.
Dalam psikologi, ada “triad gelap” dari sifat-sifat: psikopat, narsisme, dan Machiavellian. Sifat-sifat ini hampir selalu tumpang tindih dan bergabung. Jika seseorang memiliki sifat psikopat, maka cenderung memiliki sifat narsis dan Machiavellian juga.
Orang jenis ini pandai bersilat lidah. Mereka tidak akan ragu-ragu untuk menipu orang banyak, lihai berbohong tanpa mengubah ekspresinya wajahnya sedikit pun.
Pengidap Psikopat Narsistik tidak ragu untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan yang menjadi tanggung jawabnya. Meskipun dia menyadari bahwa tindakannya salah, tapi akan mengabaikan rasa bersalah tersebut.
Dia tidak akan ragu untuk berbuat curang dan menjebak orang lain untuk mendapatkan keinginannya.
Apa yang Diberikan dan Apa yang Dia Ambil
Hadiah yang sering dibagikan seorang Psikopat Narsistik sebetulnya benar-benar hadiah untuk dirinya sendiri, untuk kesenangannya sendiri. Bukan muncul dari rasa empati dan peduli. Dia tidak punya empati dan peduli di lubuk hatinya.
Dia senang melihat kerumunan orang berebut sesuatu yang dilemparkannya.
Pengidap Psikopat Narsistik gemar pamer bagi-bagi sesuatu didorong rasa takut kehilangan perhatian, dan kebutuhan untuk melanjutkan permainan manipulatifnya. Orang jenis ini mendambakan untuk terus-menerus jadi fokus perhatian.
Potensi ‘rasa sakit’ karena merasa kurang perhatian mendorongnya untuk melakukan apa saja yang dia rasa akan membuat kekaguman banyak orang kepadanya terus mengalir – atau setidaknya jadi topik berita.
Orang jenis ini selalu memperhitungkan semua langkahnya dengan kepala dingin. Termasuk akan menggunakan cara yang lebih halus (bahkan menawan) untuk menipu atau menjebak, sehingga ‘korban’ tidak menyadari jebakan tersebut.
Source: zamane.id