Barangsiapa yang menghabiskan waktu berjam – jam lamanya untuk mengumpulkan harta kerana ditakutkan miskin , maka dialah sebenarnya orang yang miskin.
Barangsiapa yang meyombongkan diri kepada salah seorang daripada hamba-hamba Allah , sesungguhnya ia telah bertengkar dengan Allah pada Haknya.
Manusia itu tempatnya salah dan lupa . Karenanya tak ada manusia suci atau selalu benar . Ketika dia benar pun , bisa saja dalam benarnya itu mengandung kesalahan.
Apalagi , setan dan hawa nafsu setiap saat terus menguntit manusia ke arah maksiat dan dosa . Maka , setiap gerakan dan ucapan kita sangat mungkin dipengaruhi keduanya . Karenanya bisa saja setiap saat kita berbuat maksiat dan dosa .
Namun Allah Maha Pengampun . Allah tidak menjauh oleh karena hambanya berbuat maksiat . Dan Allah itu dekat , selama hambanya mau bertobat.
Dan Allah sangat kuasa untuk mengampuni hambanya sebesar apapun dosa maksiatnya . Karena itu , Allah tidak selalu menghukum langsung hambanya yang berdosa karena maksiat.
Allah bahkan sangat bergembira terhadap hambanya yang bertobat . Dalam hadits shoheh Bukhori disebutkan : “Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di padang yang luas” .
Agama perintahkan kita untuk mencegah perbuatan keji dan munkar . Tapi kita pun diperintahkan untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan dalan kesabaran .
Maka , tidak seharusnya kita mudah mengecam sesama karena perbuatan maksiatnya . Karena bisa jadi orang yang maksiat itu kemudian bertobat . Da kita harus ingat , bahwa setiap hamba memiliki ruh suci .
Tapi banyak sekali diantara kita yang mudah sekali mengecam orang lain karena perbuatan maksiatnya . Mengecam orang lain itu , bisa jadi ekspresi dari perasaan lebih baik , dan lebih suci . Dan itu perbuatan riya alias sombong .
Dan Allah lebih dekat terhadap orang maksiat daripada orang sombong . Dan seperti disampaikan oleh Ibn Abbas , orang sombong bisa saja vonisnya disegerakan .
Kita bisa mengecam perbuatan maksiat , tapi kita tidak bisa mengecam orangnya . Karena bisa jadi , orang yang bermaksiat itu kemudian bertobat , dan Allah Maha Kuasa untuk mengampuni perbuatannya .
Kita bisa mengecam pencuri , perampok , koruptor , pembunuh , yang karena perbuatannya merugikan pihak lain . Tidak hanya norma agama yang dia langgar , norma adat dan negara pun melarangnya.
Tetapi , perbuatan maksiat yang tidak berdampak ada kerugian orang lain , selayaknya kita harus berhati-hati . Karena bisa jadi , kecaman kita itu refleksi dari sikap ujub dan riya kita . Nauzubillah !
Dalam beragama , jangankan maksiat , ‘kebaikan’ pun tidaklah boleh menuruti hawa nafsu kerena nafsu itu diujungnya pasti mengarah ke keburukan.
Wa Allahu a’lam.
Sajak Islam/ Moch Anshary