Kini kita akan memasuki tahun baru 20223Masehi. Tahun Masehi ini tahun umat Islam, bukan tahun orang Kristen. Rugi besarlah umat Islam kalau tahun Masehi ini disebut sebagai tahun Kristen.
Orang Arab menyebut tahun ini sebagai tahun Syamsiah. Tahun yang menggunakan peredaran matahari sebagai penentu penghitungan waktunya. Bahasa Arabnya disebut Falak.
Sedangkan kalender satunya lagi Tahun Qomariah (Hijriah), yang menggunakan peredaran bulan sebagai penentu penghitungannya. Orang Arab menyebutnya Qomariah.
Tahun Qomariah sudah digunakan oleh Bangsa Parsi 6000 tahun yang lalu, sejak zaman Nabi Ibrohim As.
Orang orang Suku Maya juga menggunakan kalender matahari sejak 6000 tahun yang lalu.
KH.Tengku Zulkarnain mengatakan:
“Saya sangat keberatan kalau tahun Syamsiah (Masehi ) tahunnya orang Kristen, karena sangat merugikan kita. Tahun Masehi digunakan orang Kristen karena pada waktu itu dipaksa oleh Raja Romawi yang menjajah Palestina sewaktu Yesus lahir. Makanya Nabi Isa lahir ditulis menggunakan kalender matahari,”
Penetapan kalender matahari sampai sekarang dimulai oleh Pendeta. Waktu itu seluruh jajahan Eropa diwajibkan oleh Paus menggunakan kalender matahari. Bangsa Indonesia dijajah Belanda, menggunakan kalender matahari. Tapi Sultan Agung menggunakan kalender bulan, dengan bahasa Jawa seperti Rebo Pahing, Jum’at Kliwon, dan seterusnya.
KH Tengku Zulkarnain mengatakan…;
Ternyata kalender matahari tertera dalam Al-Qur’an, tapi tidak ada di Injil dan Bibel (Taurat). Oleh karena itu kalender matahari jangan disebut sebagai tahunnya orang Kristen. “Bagaimana kita mau menyebut kalendernya orang Kristen sedangkan di Kitab Sucinya tidak tertulis. Mereka karena dipaksa oleh Julius Caesar menggunakan kalender matahari. Sedangkan kalender kita ditulis di Al-Qur’an. Kan hebat,”
Ayat yang menulis tentang kalender matahari terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Isro, ayat 12.
”Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami). Kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang agar kamu (dapat) mencari karunia dari Tuhanmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan penghitungan (waktu), Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.”
“Fungsi kedua matahari disebutkan dalam al-Qur’an untuk menghitung tahun (matahari) dan menghitung waktu (matahari), karena ada juga penghitungan waktu Qomariah. Perhitungan waktu matahari dalam setahun berbeda 11 hari dengan perhitungan bulan, sehingga setiap 30 tahun, tahun Syamsiah menjadi 31 tahun.
Mengenai tahun bulan, Alloh tulis dalam Surat Yunus ayat 5 dan 6.
“ Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan apa yang diciptakan Alloh di langit dan bumi, pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Dalam surat Yasin ayat 38-40 juga dijelaskan, “Dan matahari berjalan di tempat perederannya. Demikianlah ketetapan (Alloh) Yang Mahaperkasa dan Mahamengetahui. Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak bisa mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”
Dalam pengamalan hidup sehari-hari, tahun matahari dan tahun bulan sama-sama dipergunakan. Kalau menentukan waktu sholat menggunakan perhitungan matahari, karena kegiatan manusia banyaknya dilakukan di siang hari. Waktu istirahat kerja, di negara mana pun, waktunya tepat pada saat makan siang dan waktu sholat dzhuhur. Selesai kerja, bertepatan dengan waktu sholat ashar. Saat maghrib, orang kebanyakan sudah selesai bekerja semua.
Saat maghrib dan isya, waktunya sengaja oleh Alloh didekatkaan agar mereka bisa langssung istirahat dan tidur. Dalam Al-Qur’an disebutkan, “Waktu malam dijadikan untuk tidur.” Menurut hadits, tidur yang paling baik dan nikmat adalah setelah Isya.’ Nabi menganjurkan agar segera tidur malam agar bisa bangun lagi pada malam hari untuk sholat tahajud.
Demikianlah penjelasan mengenai tahun Masehi (Syamsiah) dan tahun Hijriyah (qomariyah) yang ternyata keduanya milik kita umat Islam.
_________
Jadi yang diharamkan dalam peristiwa perayaan malam pergantian tahun itu adalah ikut ikutan ritual orang kafir, melakukan perbuatan bid’ah dan maksiat juga melakukan perbuatan Mubazir. Seperti ikhtilat campur baur dengan lawan jenis yang bukan muhrim, pesta minuman keras mabuk mabukkan, membakar kembang api, meniup terompet, membunyikan lonceng, melakukan maksiat perzinahan dan begadang sampai pagi sehingga meninggalkan kewajiban ibadah kepada Alloh Subhanahu Wata’ala,… Astagfirulloohal’adziim Na’udzubillahi mindzalik.
Wallohu A’lam Bish-showab SEMOGA BERMANFAAT
Bijak Bermedia Hati Bahagia
Jangan Lupa Selalu Merasa Bodoh Dan Selalu Ingin Menjadi Lebih Baik
ISTIQOMAH MAHAL
Copas untuk informasi dan pengetahuan kita