Prinsip dakwah adalah menginginkan kebaikan bagi saudaranya ;
– Jika diterima Alhamdulillah.
– Jika ditolak maka jangan dimusuhi,
Mereka masih saudara kita.
▪ APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA DITOLAK
Sulit diterima atau tidak berhasil akan selalu menyertai dakwah.
Terkadang mereka sebenarnya menerima dakwah kita dan hati mereka membenarkannya tetapi dakwah ditolak oleh gengsi mereka (gengsi dan malu kalah atau mungkin dijatuhkan).
1. Jangan ada cacian, kata-Kata kasar atau debat kusir.
Jika sudah dengan cara yang :
– Baik.
– Lembut.
– Bjaksana
Mereka masih menolak bahkan kasar dan tidak beradab.
Sebaiknya :
– Ditinggalkan saja.
– Tidak perlu melayani debat.
– Tidak membalas mencaci.
Kalau kita balas mencaci maka apa bedanya kita dengan mereka yang suka mencaci dan berkata kasar.
2. Kita coba doakan mereka karena mereka saudara kita.
Berat rasanya…
sudah kita dicaci dikata-katain kasar, eh malah kita tidak membalasnya.
Padahal bisa saja mereka dibantah dengan hujjah dan dalil yang kita punya kalau kita melayani debatnya.
Tetapi sebaiknya tinggalkan saja debat kusir terlebih di media sosial dan publik karena banyak orang awam yang akan bingung dan tentu debat kusir itu :
– Buang-buang waktu.
– Tidak bermanfaat.
Berat juga jika kita malah mendoakan, padahal kita sudah dicaci maki.
Tapi inilah contoh
Rasulullah ﷺ
– Dihina.
– Dicaci.
– Diteror.
Tapi Beliau malah mendoakan. Hasilnya luar biasa.
Rasulullah ﷺ tatkala pergi ke Thaif untuk :
– Berdakwah.
– Sekaligus meminta perlindungan kepada mereka dari tekanan kafir Quraisy setelah meninggalnya paman beliau Abu Thalib.
Akan tetapi Rasulullah ﷺ diusir dengan :
– Lemparan batu.
– Caci-maki.
– Ejekan.
Tubuh Rasulullah ﷺ yang mulia sampai berdarah-darah.
Perasaan beliau makin sedih karena saat itu tahun-tahun ditinggal juga oleh istrinya ;
Khadijah radhiallahu ‘anha, pendukung setia dakwah beliau.
Kemudian datanglah malaikat Jibril ‘alaihissalam memberi tahu bahwa malaikat penjaga bukit siap diperintah jika beliau ingin menimpakan bukit tersebut kepada orang-orang Thaif.
Malaikat tersebut berkata :
يَا مُحَمَّدُ، فَقَالَ، ذَلِكَ فِيمَا شِئْتَ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْن
“Wahai Muhammad, terserah kepada engkau, jika engkau menghendaki aku menghimpitkan kedua bukit itu kepada mereka”
Tapi apa yg keluar dari lisan Rasulullah ﷺ? doa kepada penduduk Thoif.
Beliau berdoa :
بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ، لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
“Bahkan aku berharap ALLAH akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yg akan menyembah ALLAH semata, tdk menyekutukanNya dgn sesuatu apa pun” [HR. Bukhari]
Subhanallah, kita sangat jauh dari cara Rasulullah ﷺ berdakwah.
Dan terbukti doa beliau mustajab. Penduduk thoif tidak lama menjadi :
– Salah satu pembela islam.
– Mengikuti peperangan jihad membela islam.
(Copas)