السلام عليكم ورحمةﷲوبرکاته
Ada orang yang luarnya nampak berkecukupan, kaya raya, rumah megah, mobil mewah, punya pasangan yang cantik / tampan hingga nyaris sempurna di pandang mata. Tetapi belum tentu hidupnya seindah yang kita sangka. Bisa jadi masalahnya lebih banyak. Bisa jadi ujian hidupnya lebih berat dari kita.
Kita hanya tidak tahu. Karena kita hanya melihat luarnya saja. Maka semestinya kita bersyukur, meski masih hidup serba sederhana, namun kita merasa lebih damai dan tenteram.
Ada orang yang menurut kita hidupnya sukses berat. Selalu beruntung dari segala segi. Jabatan tinggi, penghasilan luar biasa, setiap bisnis yang digelutinya selalu berhasil nyaris tak pernah gagal. Semua didapat, semua digenggam.
Tidak perlu bergegas merasa cemburu. Kita tidak tahu apa yang telah dia lakukan untuk mendapatkannya. Kerja kerasnya. Pun, kita juga tidak tahu apakah itu semua memang kesuksesan atau justru cobaan yang Allah datangkan untuknya.
Kehidupan ini tidak sekadar yang terlihat di luarnya saja. Banyak sudut yang luput dari pandangan kita yang seringkali hanya sibuk melihat bagian yang enak-enaknya saja. Padahal sudah sunatullah bahwa dua hal yang berlawanan akan selalu datang silih berganti dalam kehidupan kita.
Susah-senang, bahagia-sedih, tawa-air mata, sukar-mudah dan harapan akan hadir setelah rasa putus asa. Karena begitu siklus hidup akan terus berputar.
Jadi jangan mengukur apapun dari kulit luarnya saja. Apalagi mengartikan keberhasilan hidup ini hanya dari harta dan kesenangan yang sifatnya sementara. Karena itu semua hanyalah perlombaan yang tidak akan ada habisnya. Akan selalu ada orang yang berada di depan kita.
Tidak perlu iri melihat siapapun apalagi untuk urusan dunia. Biasa saja. Karena ada yang lebih pantas untuk kita merasa iri apabila menemukan dua orang ini :
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu A’laihi Wa sallam bersabda:
“Tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: Orang yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca/menghafal Alquran). Lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya pada malam dan siang hari.” (HR. Bukhari, Tarmidzi, dan Nasa’i)
Demikianlah. Jauhi sifat iri karena akan menutup hati kita dari kebaikan. Apalagi iri pada rezeki orang lain. Rezeki itu sudah dijamin dan sudah tertakar. Syukuri saja dan berbahagialah bukan pura-pura bahagia. Serta bertawakalah kepada Allah.
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” QS. At Thalaq 3
Arachis Verania Ve