Setiap Cobaan Datang Sebuah Proses Pendewasaan Diri |

UAS Dicekal, Negara Bungkam

UAS Dicekal, Negara Bungkam

Oleh: Mustika Lestari

Ulama kondang UAS mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pemerintah Singapura melalui Kantor Imigrasi setempat mencekal Ustadz Abdul Somad (UAS) masuk ke negaranya.

Hal ini dilakukan terkait anggapan bahwa UAS adalah ulama yg menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi yang berpeluang memicu kekerasan, radikalisme yang tidak dapat diterima oleh masyarakat multi-ras dan multi-agama. Pihak Singapura juga menyinggung ceramah beliau terkait bom bunuh diri dalam konteks konflik Israel-Palestina dan anggapan merendahkan agama lain dan menyebut non Muslim sebagai kafir. Padahal kita memahami bahwa seluruh konteks ceramah tersebut sejatinya adalah ajaran Islam.

Sungguh miris, negara bungkam atas persoalan ini, seolah rela dengan pelecehan Singapura terhadap Ulama dan ajaran Islam. Faktanya bukannya membela UAS dan menegaskan bahwa yang disampaikannya adalah bagian dari dakwah Islam, justru menganggap deportasi tersebut sebagai langkah wajar atas berbagai pertimbangan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar berkomentar pemerintah Singapura memiliki parameter sendiri dalam aturannya. Sehingga pemulangan UAS bukan karena UAS tapi karena narasi yang disampaikannya. Boy menambahkan, peristiwa deportasi tersebut tidak berkaitan dengan agama tertentu. Akan tetapi jika ada tokoh lain yang dinilai Singapura bernarasi tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, maka akan mengalami hal yang sama.

Masyarakat yang masih memiliki akal sehat geram, pasalnya negara dengan mayoritas Muslim ini enggan untuk membela ulamanya di mata dunia. Pemerintah justru mengamini tindakan Singapura yang merendahkan Islam di depan mata. Pernyataan BNPT di atas cukup mewakili persetujuannya atas tindakan Singapura dalam rangka mencegah radikalisme, bahkan berharap Indonesia juga demikian. Kesannya negara rela wibawa mayoritas Muslim ini terciderai.

Rupanya virus Islamophobia terus menjangkiti seluruh sendi manusia di bumi Allah ini, baik masyarakat Singapura, Indonesia, juga yang lainnya. Paham sekularisme telah menyebar kepada sebagian besar penduduk, termasuk para pejabatnya. Sehingga dengan barbar mereka menuding ulama sebagai ekstremis, pengemban dakwah Islam sebagai pemecah belah bangsa, Islam tidak relevan dengan umat yang multi agama, serta beragam upaya menjauhkan masyarakat dari syariat Islam lainnya. Padahal pada dasarnya dakwah ini untuk konsumsi umat Islam tanpa berniat merendahkan umat manapun.

Di negeri demokrasi ini, sekurang-kurangnya Indonesia sebagai negara yang berdaulat mestinya memiliki hak dan ruang yang leluasa untuk mengklarifikasi ketika negara asing semisal Singapura menuding UAS menyampaikan dakwah ektsrem dan tuduhan tidak terbukti. Atau idealnya negara memberikan pembelaan sekaligus perlindungan terhadap UAS sebagai warga negara atas ketidakadilan yang menimpanya. Namun sekali lagi, berharap demikian di bawah naungan demokrasi-sekuler, ibarat menggarami air laut yang berakhir pada kesia-siaan.

Sehingga kita wajib memahami bahwa kondisi ini terjadi karena umat Islam telah kehilangan Junnah/perisai. Ketiadaannya menyebabkan hukum yang ada berlaku lemah terhadap kepentingan Islam di manapun. Tanpa Islam, ulama dipersekusi bahkan dilukai, dakwah diintimidasi dan syariat Islam dikriminalisasi. Dan semua itu tidak mendapat pelayanan hukum yang tepat. Inilah urgensi hadirnya kembali sistem Islam yang memberikan payung terbaik seluruh umat manusia.

Termasuk ulama yang di dalam Islam Allah SWT muliakan kedudukannya. Ulama adalah pewaris para nabi yang mengemban estafet keilmuan syariat dari masa ke masa. Kesabarannya dalam berdakwah, beramar ma’ruf nahi munkar, menyampaikan Islam secara totalitas tanpa kenal lelah, berkorban waktu, materi semata-mata untuk umat. Sehingga begitu keras ancaman Allah SWT terhadap orang-orang yang memusuhi, apalagi mengkiriminalisasi ulama.

Dalam hadits Qudsi Allah SWT menyatakan: “Siapa saja yang memusuhi wali-Ku, sungguh aku telah mengumumkan perang kepada dirinya.”

(HR : Al-Bukhari)

Dari sini Allah SWT memerintahkan manusia untuk senantiasa memuliakan dan menjaga kehormatan para ulama dengan sebaik-baiknya. Sehingga dalam Islam ulama mendapat tempat terhormat disisi negara Islam, bahkan keduanya saling bekerja sama menciptakan suasana kondusif di tengah umat. Pemimpin negara tak sungkan meminta pendapat para ulama dalam menjalankan roda kepemimpinan, begitu pun ulama terus mengingatkan penguasa seandainya terjadi kekeliruan dalam menerapkan syariat Allah dalam bernegara.

Sejatinya Islam itu mulia dan memuliakan. Hanya dengan Islam ulama mendapatkan perlindungan dan hanya dengan Islam wibawa Ulama akan terjaga.

Singapura juga menolak statement UAS yang mengatakan bahwa non muslim adalah kafir. Hal itu bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Padahal UAS hanya menyampaikan Firman Allah dalam Al Qur’an. Jadi jelas bahwa demokrasi bertentangan dengan Islam.

Negara yang memiliki wilayah hanya seperempat provinsi DI Yogyakarta itu, juga menganggap UAS menyebarkan paham kekerasan karena membela pejuang Palestina. Sementara mata mereka buta terhadap kejahatan rezim Zionis (IsraHell) pada muslimin di sana.

Sikap negara boneka barat itu menunjukkan bahwa antara Barat dan Islam memang dua kubu Ideologi yang berbeda dengan seperangkat nilai yang bertentangan sepenuhnya.

Kami mengingatkan kepada seluruh muslimin agar jangan pernah masuk dalam perangkap Barat. Barat berkehendak memodifikasi Islam dengan standar moderasi yang mereka ciptakan. Agar Islam hanya tinggal nama. Sementara pemeluknya hidup dengan cara hidup mereka; Demokrasi, Kapitalis, HAM, Pluralisme, dan seluruh turunannya.

Kepada UAS, jangan kecewa atas deportasi negara kerdil itu. Tak jadi masuk Singapura tak menurunkan kehormatan kita sebagai bangsa yg bermartabat.

Kita jauh lebih tinggi dan terhormat dari mereka.

Negara yang berpura-pura sebagai singa itu tak lebih dari selilit sisa ayam basi yang terselip di gigi kita.

Cukup dengan tusuk gigi, kita enyahkan Si pura2…itu dari gigi kita dan tetap menggalang dukungan utk UAS sebagai bentuk simpati kita pada Dakwah Islam.

 

Wallahu a’lam bi showwab.

Share Article:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like:


Notice: Undefined property: stdClass::$data in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 4894

Warning: Invalid argument supplied for foreach() in /home/fakt6635/public_html/wp-content/plugins/royal-elementor-addons/modules/instagram-feed/widgets/wpr-instagram-feed.php on line 5564

Berita Terbaru

  • All Post
  • Autotekno
  • Beauty
  • Berita
  • Dunia
  • Ekonomi & Bisnis
  • Foto
  • Gaya Hidup
  • ILD
  • Konsultasi
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Photography
  • Redaksi
  • Sosok
  • Travel
  • Uncatagories
  • Warna
    •   Back
    • Politik
    • Hukum
    • Daerah
    • Pendidikan
    • Wawancara
    •   Back
    • Peluang Usaha
    • Entrepreneur
    •   Back
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Travelling & Kuliner
    •   Back
    • Motivasi
    • Inspirasi
    • Training & Seminar
    • Info Warga
    • Komunitas
Cara Melunasi Hutang Riba

Cara Melunasi Hutang Riba Oleh: Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal MSc   Ada yang menanyakan: Sekarang…

Doamu Adalah Senjatamu

إِنَّ الْحَمْدَ ِللَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ…

FAKTAREVIEW

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Join the family!

Sign up for a Newsletter.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.
Edit Template

faktareview

Mengulas Fakta Dibalik Berita

Semoga konten-konten faktareview.com yag hadirkan bisa dinikmati, bisa memenuhi kebutuhan informasi serta bisa ikut membangun kesadaran masyarakat  menuju masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Terimakasih Telah Berkunjung